Home  /  Berita  /  Umum

Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh Butuh Uluran Tangan Donatur

Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh Butuh Uluran Tangan Donatur
Asrama Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh.(wbn)
Rabu, 15 Juni 2016 10:02 WIB
Penulis: Wuba Nura
PAYAKUMBUH--Panti Asuhan Aisyiyah di Payakumbuh berdiri berkat cetusan Almh. Hj Fatimah Jallil. Awal berdirinya panti asuhan tersebut, karena adanya rasa prihatin dan kasihan Hj Fatimah Jallil terhadap korban perang saat itu.

Kemudian disebabkan, banyaknya anak-anak yang kehilangan orang tua, yatim piatu hingga menjadi cacat akibat perang. Berangkat dari itu, Hj Fatimah Jallil lalu mendirikan panti asuhan khusus korban perang.
 
“Faktor perintah Allah SWT lebih utama, sehingga berdirinya panti asuhan yang terus bertahan sampai saat ini,”ujar Ifkardi salah seorang pengasuh panti ketika di temui GoSumbar di asrama Panti Asuhan tersebut, Selasa (14/6).
 
Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh yang terletak di Kelurahan Nunang, Kecamatan Payakumbuh Utara telah banyak merawat dan membina para pemimpin di Payakumbuh, diantaranya Mantan Ketua DPRD Kota Payakumbuh periode 2004-2009, Jendrial.
 
Kiranya  Jendrial merupakan salah seorang yang dahulunya pernah dibesarkan di panti asuhan Kota Payakumbuh. Politisi PAN tersebut, dibesarkan dari Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh semenjak masih duduk dibangku sekolah dasar.
 
Tak hanya Jendrial mantan Ketua DPRD Payakumbuh yang dibesarkan dari  Panti Asuhan Aisyiyah tetapi sudah banyak orang-orang yang sukses setelah keluar dari panti asuhan. “Seperti pak Sofian mantan pejabat di Pemko Payakumbuh,kemudian banyak lagi yang sudah jadi PNS serta guru dan pekerja swasta lainnya. Tetapi pak Jendrial memang dibesarkan dari panti asuhan ini,”kata Ifkardi.
 
Diceritakannya, Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh memang sudah lama berdiri, semenjak zaman perang sebelum Indonesia merdeka. “Kalau tidak salah berdiri di tahun 1942 lalu,”ungkapnya lagi.
 
 Bertahannya Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh butuh perjuangan panjang. Terutama disaat zaman perang. Karena kondisi Indonesia saat itu kurang membaik, panti asuhan tersebut sempat diambil alih fungsinya  oleh tentara perang  ditahun 1965 silam.
 
Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh semenjak berdiri sempat berpindah-pindah tempat. Awalnya berdiri di diatas tanah wakaf Hj Fatimah Jallil seluas 1700 meter persegi. Kemudian pada 1965 panti asuhan pindah ke asrama Departemen Sosial yang jaraknya cukup jauh dari lokasi awal.
 
Saat kondisi Indonesia mulai kondusif, ditahun 1980, Panti Asuhan Aisyiyah Payakumbuh kembali lagi ke lokasi semula di atas tanah wakaf Hj Fatimah Jallil. “Saat pindah ke lokasi semula, panti asuhan sudah dipisah antara panti pria dan wanita. Panti pria di tempat yang lama dan panti wanita di asrama Departemen sosial, begitu sampai sampai sekarang,”tukuk Ifkardi.
 
Untuk keadaan saat ini, Panti Asuhan Aisyiyah memiliki 65 anak asuh. Terdiri 29 anak asuh putra dan 36 anak asuh putri. Kebanyakan, penghuni Panti Asuhan Aisyiyah merupakan anak-anak yatim piatu dari daerah tetangga, Kabupaten Limapuluh Kota.
Anak-anak panti asuhan itu, tidak dilepas begitu saja setelah tamat dari SMA.
 
Semenjak dibangku SMP, mereka sudah diberikan bekal keahlian oleh para pengasuh. Usai mengikuti sekolah umum di luar panti, anak-anak diberikan bekal keterampilan  tukang perabot, menjahit hingga montir bengkel setiap harinya.
 
Sehingga, saat mereka sudah tamat sekolah, anak-anak panti asuhan memiliki keahlian yang siap terjun ke tengah-tengah masyarakat.  “Mereka kita sekolahkan di sekolah umum, kita hanya bertanggung jawab mendidik mereka layaknya sebagai orang tua. Mendidik secara agama, mendidik secara akhlak, mendidik secara pergaulan dan sosial,”urai Ifkardi.
 
Untuk pendanaan, Panti Asuhan Aisyiyah memiliki 3 sumber dana setiap bulannya. Yakni dari dana donatur, Yayasan Darmais (Keluarga Cendana) dan Dinas Sosial Sumbar.
 
Beberapapun dana yang masuk dari donatur, selalu diterima Panti Asuhan Aisyiyah untuk biaya asuhan 65 anak. Sementara, bantuan dari Dinas Sosial Sumbar, hanya  berupa 1,3 ton beras setiap tahunnya. Kemudian bantuan LKSA sebesar Rp1 juta per anak setiap tahunnya. Itu pun hanya untuk 20 anak.
 
“Kebutuhan kita setiap bulan mencapai Rp34 juta. Sedangkan dana yang masuk tidak sampai separuh. Untuk saja ada masuk bantuan berupa sembako dari masyarakat dan dana kas yang tersedia. Sehingga kekurangan kebutuhan setiap bulan bisa tertutupi,”katanya.
 
Meski demikian, pengasuh dari Panti Asuhan Aisyiyah turut gembira terhadap asuh mereka. Pasalnya, dari 65 anak-anak  Panti Asuhan Aisyiyah, seluruhnya sangat perprestasi. “umumnya anak-anak kita ini rangking 10 besar di sekolahnya. Ini yang membuat kita bangga. Selagi masih ada yang peduli maka kelangsungan panti ini akan tetap terjaga,” kata Ifkardi mengakhiri.***

Editor:M Siebert
Kategori:Umum, GoNews Group, Payakumbuh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/