Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Yachters Tiongkok dan Hong Kong Jadi Bidikan Baru Kemenpar, Ini Alasanya

Yachters Tiongkok dan Hong Kong Jadi Bidikan Baru Kemenpar, Ini Alasanya
Deputi Pengembangan Wisata Luar Negeri, Igede Pitana. (dok.pribadi)
Sabtu, 11 Juni 2016 19:06 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Dengan potensi bahari yang sangat kaya, tidak salah jika Kemenpar mulai berkonsentrasi menggarap pasar yacht atau perahu pesiar. Kali ini giliran promosi Wonderful Indonesia pada Komunitas Yachter di Tiongkok dan Hongkong, pertengahan Juni 2016 nanti. Ini sekaligus mengejar target kunjungan wisatawan dari Great Tiongkok sebanyak 1,7 juta orang dan 125.000 wisman Hong Kong di 2016.

Negeri Tirai Bambu itu menjadi sasaran utama promosi Kemenpar, karena dalam tahun 2015, outbond mereka sudah 120 juta orang. Di Negeri Panda, kementerian yang dinakhodai Arief Yahya itu akan menggelar promosi di Komunitas Yachter Tiongkok di Shanghai, 13 Juni 2016. Bidikannya, Shanghai Marina Club, yang punya selera dengan yachts.

Setelah Shanghai, ada Guangzhou yang juga bakal disinggahi materi promosi Wonderful Indonesia. Target yang dibidik Kemenpar, Nansha Marina Club. Agenda promosi di Guangzhou digelar pada 15 Juni 2016. Setelah itu, bidikan pasarnya digeser ke Hong Kong.

Ada Heben Haven Yacht Club yang siap disinggahi materi promosi Wonderful Indonesia pada 17 Juni 2016. Di tiga tempat tadi, Kemenpar bakal berpromosi wisata bahari seperti coastal zone atau bentang pantai, underwater atau keindahan bawah laut, termasuk keanekaragaman hayati, dan sea zone atau wisata antarpulau dengan yacht.

“Dua per tiga terumbu karang dan keragaman hayati dunia ada di Indonesia. Rugi besar kalau tidak bisa meyakinkan komunitas yacht di Shanghai, Guangzhou dan Hong Kong untuk menyelami wisata bahari di Tanah Air,” papar I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, Kamis (9/6/2016).

Di Tiongkok dan Hong Kong, Kemenpar akan memperkenalkan daya tarik pariwisata Indonesia melalui destinasi-destinasi wisata bahari di Indonesia. Khusus Tiongkok, Kemenpar juga menawarkan kesempatan untuk menjelajahi berbagai budaya dan destinasi budaya Indonesia lainnya sebagai negara yang memiliki kedekatan secara geografis.

“Kementerian Pariwisata akan menampilkan branding Wonderful Indonesia di berbagai materi promosi kegiatan Promosi Wonderful Indonesia pada Komunitas Yachter di Tiongkok dan Hongkong. Kementerian Pariwisata juga akan menyewa tempat untuk gathering dan cocktail reception di tiga kota di Tiongkok untuk kapasitas masing-masing sebanyak 100 orang, dekorasi tempat gathering dengan backdrop dan dekorasi untuk aktivitas promosi destinasi-destinasi wisata bahari di Indonesia,” tambah Pitana.

Sebelum promosi di Tiongkok dan Hong Kong, pemerintah sudah memangkas beragam birokrasi yang menghambat masuknya wisman ke Indonesia. Birokrasi sandar di berbagai pelabuhan di Indonesia misalnya. Sekarang tidak lagi sulit. Sudah ada Peraturan Presiden 105/2015 yang memayungi pengurusan dokumen CIQP (custom, immigration, quarantine, port) di 18 pelabuhan.

Ke-18 pelabuhan sebagai titik keluar-masuk perahu pesiar yang diatur dalam Perpres tersebut adalah: Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan, (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Beno (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak. Tinggal urus secara online, semua langsung clear dalam hitungan jam.

Belum lagi kehadiran Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan (BVK) untuk 169 negara. BVK itu juga mencakup Tiongkok dan Hong Kong. Menpar Arief Yahya berharap sosialisasi Bebas Visa Kunjungan itu juga dilakukan secara aktif di berbagai Travel Mart, Sales Mission, Table Top, maupun promosi di media di sana. “Promosi visa free itu harus terus-terusan dicampaigne!” tegas Arief Yahya.

Berpromosi memang tidak bisa sekali dua kali. Juga tidak cukup hanya menggunakan satu channel saja. Harus menggunakan pendekatan convergency media, dikeroyok banyak media dengan tujuan yang sama, di satu titik. “Kini distribusi anggaran promosi media juga berubah, komposisi branding, advertising dan selling memang harus diubah. Sellingnya lebih besar dari tahun sebelumnya, yang 50% dipool ke branding untuk merebut kemenangan di level global,"ungkapnya. (*/dnl)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77