Home  /  Berita  /  GoNews Group

Menikmati Pesona Bawah Laut Perairan Kota Pariaman, Ehh Bisa Ketemu Penyu

Menikmati Pesona Bawah Laut Perairan Kota Pariaman, Ehh Bisa Ketemu Penyu
Wisatawan sedang melakukan penyelaman di perairan laut Kota Pariaman. (Humas)
Sabtu, 07 Mei 2016 13:36 WIB

PARIAMAN - Kota yang terbentang sepanjang pesisir Sumatra, Pariaman, memiliki potensi wisata alam bawah laut yang layak untuk dikunjungi. Bila menyelam di sana, gugusan karang yang tertata rapi ditambah dengan tumbuhan bawah laut disertai dengan biota laut yang berada di dalamnya menjadi pemandangan yang menakjuban. Ini bisa menjadi tujuan favorit wisatawan yang ingin menghabiskan liburannya sambil bersnorking di tengah tengah Samudera Hindia.

Pulau-pulau yang menyediakan keindahan bawah laut terebut adalah pulau kasiak,pulau tangah,pulau ujung,dan pulau angso duo.pulau kasiak dikelilingi perairan yang sangat jernih,dimana kita bisa melihat ikan ikan kecil berwarna warni berenang saling berkerjaran dan bersembunyi di sela sela karang.sementara dipulau tengah terdapat terumpu karang yang dapat dilihat dengan mata telanjang hingga kedalaman 5 meter.

Berbagai jenis ikan hias dan karang pun banyak terdapat dipulau ini. Di Pulau Angso Duo dan Pulau Ujung juga banyak terdapat ekosistem terumbu karang yang cocok dinkmati dengan menyelam.

Guna menunjang wisata bahari ini Kota Pariaman telah memiliki klub diving dengan fasilitas yang sangat memadai dan instruktur yang terlatih dan telah memiliki sertifikasi untuk menyelam dengan nama tabuik diving club yang bersekretariat di dinas kelautan dan perikanan Kota Pariaman.

Tak hanya menikmati alam bawah laut, jika melancong ke Kota Pariaman anda juga dapat mengunjungi kawasan penangkaran penyu. Kawasan konservasi ini dapat dicapai dari Bandara Internasional Minangkabau dengan waktu tempuh kurang lebih 50 menit perjalanan darat. Dari pusat Kota Pariaman hanya berjarak tempuh sekitar 10 menit dengan perjalanan darat.

Terletak arah ke utara kota, tempat ini menyediakan ruang bagi anda yang suka pada wisata ekosistem bahari dan yang peduli pada masa depan bumi.kawasan ini tidak hanya mengelola upaya penyelamatan penyu, tetapi juga penyelamatan hutan mangrove dalam bentuk pelestarian tumbuhan bakau, serta perawatan dan pembudidayaan terumbu karang. Ini artinya, Pariaman tidak hanya menyajikan wisata pantai dan perairan yang elok. Tetapi juga menyuguhkan wisata edukasi bagi generasi mendatang agar senantiasa mencintai alam tempat dimana mereka hidup.

Setelah melewati jembatan Mangguang, terus menyusuri Muaro Mangguang arah keselatan sebuah kompleks penangkaran penyu dan konservasi menggrove kokoh berdiri.persis terletak di tubir pantai Ampalu, Desa Apar. Kompleks ini menjadi destinasi wisata patut untuk dikunjungi.tidak saja menyediakan pemandangan alam pantai yang elok dan alami,tetapi juga dapat menjadi sarana pelajar bagi generasi muda tentang bagaimana ekosistem laut dipelihara dan diselamatkan dari ancman kepunahan dan kerusakan.

Dibentuk pada tahun 2013, kawasan konservasi penyu telah menjadi primadona baru para pelancong dan pecinta alam. Di kawasan ini terdapat beberapa kegiatan operasinal penyelamatan telur penyu dari tiga spesies yang terancam punah, yakni penyu hijau (chelonian mydas), penyu sisik (eretmochelys imbricata) serta penyu lekang (lepidochelysolivacea).

Penyu sisik, misalnya adalah salah satu jenis penyu dari sekian banyak jenis penyu diperairan Indonesia.penyu ini juga dikenal dengan sebutan hawksbill turtle (karena bentuk paruhnya mirip burung elang). Penyu jenis ini dapat mencapai berat tubuh sekitar 80 kg dan dapat hidup hingga berusia 100 tahun bahkan lebih.penyu ini terbilang unik dari segi anatomi karena mempunyai karapas yang berbeda dari penyu yang lain dan memilik nilai ekonomois yang tinggi.

Maka tak heran bila penyu jenis ini menjadi buruan orang-orang sehingga kini populasinya kian terancam.walaupn penyu dilindungi dalam undang-undang baik secara nasional maupun internasional namun ancaman punahnya satwa ini kian memprihatinkan.

Penyu merupakan satwa pengembara yang cukup tangguh karena mampu mengarungi samudra hingga ribuan kilometer.walaupun memiliki masa hidup yang panjang yang bisa menghasilkan 50-100 butir telur sekali berkembang biak. Perjuangan penyu untuk tumbuh sedari menetas hingga dewasa amatlah berat. Ditambah kerusakan ekosistem menjadi biang keladi bagian ancaman punahnya hewan ini.

Kawasan ini setidaknya memiliki sekitar 600 butir telur yang siap di tetaskan setiap waktu.setiap tahunnya disini dilaksanakan pelepasan penyu sebagai usaha pelestarian penyu.wisatawan dapat melepaskan tukik (anak penyu) kelaut sambil melihat keindahan pantai .anda dapat mengajak keluarga untuk mengikuti prosesi pelepasan tukik ini sebagai bagian dari proses pendidikan mencintai alam untuk anak-anak anda .

Dikawasan ini terdapat ruang inkubasi peneluran penyu hatchery,dan ruang karantina yang dapat anda masuki untuk melihat penyu-penyu dalam berbagai ukuran,dari yang masih berupa tukik sampai telah berumur 5 tahun.di depan kompleks ini terdapat taman-taman bermain yang langsung terhubung dengan pantai .selain juga terdapat bungalo-bungalo kecil untuk bersantai sambil menikmati pemandangan laut dan pulau-pulau yang berjejer di depan mata.

Di belakang kompleks penangkaran, terdapat kawasan hutan maggrove tempat pelestarian bakau. Bagi anda yang ingin berdonasi bakau petugas penangkaran akan mefasilitasi anda menanam langsung pohon bakau di tempat yang di sediakan. Terlihat disana pohon bakau yang baru di tanam mulai tumbuh pucuknya. (***)

Editor:Calva
Sumber:Pariamankota.go.id
Kategori:Pariaman, GoNews Group, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/