Komjen Tito Karnavian: Daerah Poso dan NTB Menjadi Lokasi Favorit Baru Bagi Gerilyawan Teroris
Penulis: Daniel Caramoy
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR RI, Rabu (13/04/2016) di Gedung Parlemen Senayan Jakarta.
Tito juga menyebutkan, salah satu alasan kenapa para teroris memilih Poso dan Bima menjadi lokasi favorit, karena wilayah tersebut menurutnya sangat mendukung sebagai tempat atau lokasi latihan militer gerilya. Bahkan dirinya mengakui, tim Densus 88 juga sedikit mengalami hambatan dalam beradaptasi dengan medan di Poso.
Alasan kedua, kata Tito, hutan di Poso termasuk yang memiliki kelebatan nomor 2 di Indonesia setelah hutan di Papua. "Hutan di Poso dan Bima ini sangat ideal untuk perang gerilya. Disana gunung-gunungnya saya kira nomor dua terlebat setelah Papua," kata Tito yang menjawab pertanyaan dari sejumlah anggota dewan.
Atas dasar itulah kelompok Santoso dan jaringan teroris berencana menjadikan Poso sebagai qoidah aminah alias basis aman. "Poso ini akan dijadikan qoidah aminah oleh kelompok-kelompok jaringan teror," kata Tito.
Qoidah aminah adalah prinsip dalam strategi kelompok teroris untuk menjadikan sebuah tempat sebagai basis atau daerah aman bagi mereka. Tahap selanjutnya adalah mereka akan memperluas jaringan dan membentuk negara sendiri.
"Qoidah aminah adalah prinsip dalam strategi insurgensi kelompok-kelompok seperti ini yaitu tempat yang menjadi safe base, daerah aman dan kemudian tempat itu bisa menjadi cikal bakal untuk pembentukan daulah versi mereka sendiri," kata Tito.
Selain Poso, kelompok Santoso dan jaringan teroris di Indonesia juga akan menjadikan Bima di Nusa Tenggara Barat sebagai basis aman. Menyikapi hal tersebut saat ini BNPT tengah menyiapkan program deradikalisasi di Poso dan Bima.
Program deradikalisasi di Poso sudah dimulai. Sementara di Bima baru akan dilaksanakan dalam waktu dekat. "Bima ini digarap oleh kelompok-kelompok radikal, sehingga perlu dilakukan upaya khusus untuk menetralisir berkembangnya terorisme dan radikalisme pro kekerasan di Bima," jelas Tito.
Sementara itu menanggapi pertanyaan terkait Siyono, Tito mengaku masih menunggu laporan dari Mabes Polri terkait adanya outopsi yang dilakukan pihak Muhammadiyah. ***
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Politik |