Home  /  Berita  /  Umum

Lanjutkan Kepemimpinan Harun Zein di Kaumnya, Bagindo Arman Abdullah Sandang Gelar Datuak Sinaro

Lanjutkan Kepemimpinan Harun Zein di Kaumnya, Bagindo Arman Abdullah Sandang Gelar Datuak Sinaro
SM Thaufik memberikan arahan kepada Bagindo Arman Abdullah Dt.Sinaro oke.JPG
Senin, 11 April 2016 06:57 WIB
Penulis: Sutan Edy M

PARIAMAN - DR. Dr. H. Bagindo Arman Abdullah, Sp. Rad secara resmi menyandang gelar Datuak Sinaro, Pucuak Adat Suku Piliang, Pariaman, menggantikan peran almarhum Drs. H. Harun Zein, mantan Gubernur Sumbar. Prosesi alek melewakan gelar yang dilakukan SM.Thaufik Thaib, SH, Raja Alam Pagaruyung dan disaksikan gubernur Irwan Prayitno itu dilangsungkan di rumah gadang kaum Datuak Sinaro, Kota Pariaman, Minggu (10/4/2016).

Pada acara ini juga dilewakan gelar Ir. Ekariza, MM sebagai Datuak Majo Kayo (Pimpinan Kaum Suku Piliang, Pariaman), berikut tiga orang panungkek, masing-masing Drs. Bagindo Syafrizal gelar Sutan Sinaro (Panungkek), Ir. Ali Akbar Fargani gelar Sutan Ibadat (Malin), Ir. H. Sutan Sahirman gelar Sutan Palembang (Dubalang).

Dalam sambutannya, Thaufik Thaib mengungkapkan, bahwa masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat saat ini belum sepenuhnya memahami seluk beluk tentang adat istiadat alam Minangkabau. “Namun, dengan telah dilewakannya gelar Datuk Sinaro tadi, kita berharap seluruh anak kemanakan daerah ini betul-betul mulai mempelajari dan memahami serta melaksanakan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” kata Thaufik Thaib.

Menurut dia, kalau ada pertanyaan, bagaimana hubungan adat Minangkabau dengan Islam, sesuai filosofi adat Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Apa yang ada dalam alquran dan hadist, itulah adat nan sabana adat, nan dak lakang dek paneh, ndak lapuak dek hujan.

Semantara adat-adat lainnya itu, adat nan babuhua sentak (adat salingka nagari). Buliah di anjak, buliah dirubah sesuai kesepakatan niniak mamak salingka nagari. Ada kesamaan dengan satu nagari dan ada pula nan tidak. Tapi nan tidak buliah berbeda adalah adat nan sabana adat, adat nan sabatang panjang yaitu alquran dan hadist.

Menurut Thaufik, seorang pemimpin harus memiliki sifat amanah, sidik, tabliq, dan fatanah. Begitu juga dengan ninik mamak atau pemimpin haruslah orang yang dapat dipegang amanahnya. Orang yang jujur, adil, mangarek samo panjang, mangguntiang sama gadang, mahukum samo adil.

“Tidak boleh seperti membelah betung, yang satu di pijak, sementara yang satunya lagi diangkat, dan itu tidak adil namanya. Makanya, kepada ninik mamak, pemimpin-pemimpin kita, supaya berlaku adillah karena keadilan itu adalah sesuatu yang diamanahkan oleh Allah SWT,” tambah Thaufik.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam sambutannya berpesan agar amanah yang diberikan dapat dijalankan, seperti dialami Bagindo Arman Dt. Sinaro dan Ekariza Datuak Majo Kayo bersama panungkek-panungkeknya. “Peran ninik mamak selaku pemimpin dalam kaum dan sukunya, adalah teladan bagi anak kemenakannya,” ujar Irwan Prayitno.

Dikatakannya, dilihat dari segi gelar akademis yang disandang Dt. Sinaro nampaknya patut untuk diteladani oleh anak kemenakannya. Namun tidak dituntut hanya gelar akademik, tetapi prilaku kepribadian dan jalan keluar atas persoalan anak kemenakan dan juga membimbing dan membina serta mengangkat harkat dan martabat suku juga diperlukan peran dari Dt Sinaro.

Hadir dalam cara alek malewakan gala ini antaralain, Hasan wirayuda, mantan Menlu dalam kabinet SBY, Walikota Pariaman Mukhlis Rahman yang turut memberikan sambutan dan, Ketua LKAAM Pariaman Tengah, Masri Dt. Rky R. Putih, Ketua KAN V Koto Aia Pampan, Imam Maas serta sejumlah tamu undangan lainnya. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77