Home  /  Berita  /  GoNews Group
Jelang Asian Games 2018

Jawab Tantangan, Satlak Prima Akan Memburu Atlet Super Prioritas

Jawab Tantangan, Satlak Prima Akan Memburu Atlet Super Prioritas
Logo Asian Games 2018.
Kamis, 17 Maret 2016 00:53 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan berusaha menjawab tantangan prestasi pada saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Makanya, dalam memenuhi target kontingen Merah Putih masuk dalam peringkat 10 besar dalam daftar pengumpul medali, Satlak Prima akan menetapkan atlet super prioritas yang dijadikan andalan. Mereka akan mendapatkan perlakuan khusus untuk bisa mendapatkan medali emas dalam multiajang terbesar di Asia itu.

Wakil ketua Satlak Prima, Lukman Niode mengungkapkan, dari 727 atlet yang terdaftar dalam Surat Keputusan (SK) pemusatan latihan nasional Prima saat ini. "kita akan memilih 100 atlet dari 18 cabang olahraga prioritas," kata Wakil Ketua Satlak Prima, Lukman Niode dalam acara diskusi publik soal Asian Games 2018 yang digelar Fraksi PAN di Gedung DPR RI Jakarta, kemarin.

Menurut Lukman, seluruh atlet tersebut akan menjalani serangkaian tes yang di antaranya meliputi biomekanik, fisiologi, medis, dan psikologi.?Setelah melakukan tes itu, nantinya kita akan menentukan lagi atlet yang berhak menyandang status atlet super prioritas. Bagi kami, untuk bisa masuk peringkat 10 besar, setidaknya itu membutuhkan 12-14 medali emas dan itu tidak lebih dari 20 atlet yang bisa mendapatkannya. Sekitar jumlah itulah yang akan dibina khusus oleh Prima,? katanya.

Mantan perenang nasional itu menjelaskan, hanya 100 atlet yang bisa mengikuti rangkaian tes itu dikarenakan mahalnya biaya tes yang harus ditanggung Prima. Untuk satu orang atlet saja, menurut perenang yang membela merah-putih pada Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat 1984 itu, bisa menghabiskan biaya hingga Rp75-100 juta.

Prima akan memulai program pencarian atlet super prioritas itu mulai akhir bulan ini. Atlet itu akan dibina selama 2 tahun hingga saat Asian Games 2018 dihelat pada 18 Agustus ? 4 September 2018 mendatang. Atlet yang terpilih menurut pria yang akrab disapa Lukie itu akan menghabiskan dana latihan Rp6 miliar per tahun dan per individu.

?Satlak Prima dibantu oleh 4 konsultan dari Australia dan 62 dari Indonesia akan memantau perkembangan atlet super prioritas tersebut. Mereka semua merupakan ahli dalam bidang periodesasi dan pemulihan atau dikenal juga dengan nama strength and conditioning coach, ? kata Pria yang membawahi cabang olahraga bidang lomba di Satlak Prima itu.

Sementara itu, Anggota Panitia Kerja Persiapan Asian Games 2018 Komisi X DPR Yayuk Basuki mengatakan untuk persiapan Asian Games 2018 dalam APBN 2016, Kementerian Pemuda dan Olahraga mendapat lebih dari Rp 1 Triliun. Namun, harus dikurangi Rp 500 Miliar karena dana renovasi kawasan Gelora Bung Karno dialihkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Yayuk menegaskan, pihaknya juga meminta pemerintah untuk mempercepat proses persiapan Asian Games 2018 yang dinilai belum menunjukkan greget hingga saat ini. Hal itu terlihat dari belum adanya pekerjaan fisik yang terlihat selain proses pemerataan venue velodrome di Rawamangun, Jakarta TImur.

?tapi tidak tahu kapan mulai dibangunnnya. Kami dari Komisi X merasa, gaungnya kurang, sehingga dibentuklah panja ini yang nantinya produk akhirnya ialah rekomendasi kepada panitia penyelenggara Asian Games (INASGOC) dan Kemenpora untuk persiapan Asian Games yang lebih baik,? kata mantan ratu tenis Indonesia yang kini menjadi politisi Partai Amanat Nasional itu.

Di sisi lain, pengamat olahraga, Fritz SImanjuntak menegaskan, pemerintah perlu menentukan nilai tambah yang akan didapatkan masyarakat, atlet, dan peserta Asian Games dari penyelenggaraan multiajang empat tahunan tersebut. Saat ini, ia belum melihat ada skema nilai tambah yang bisa didapat dari pelaksanaan Asian Games 2018.

?DI Incheon, Korea Selatan 2014 lalu, tuan rumah telah menentukan bahwa Incheon akan menjadi daerah global usal Asian Games 2018. Karena itu, APBN dan APBD yang digunakan untuk penyelenggaraan perlu dirumuskan hingga 3 tahun kedepan mulai saat ini dan menentukan "positioning" multiajang itu bagi Indonesia dan peserta lainnya," pungkasnya. (**/dnl)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/