Home  /  Berita  /  Peristiwa

Raja Alam Pagaruyung Protes Pemberian Gelar Untuk Gubernur Sumbar Irwan Prayitno

Raja Alam Pagaruyung Protes Pemberian Gelar Untuk Gubernur Sumbar Irwan Prayitno
Sultan Muchdan Taher Bakrie tengah menyampaikan protesnya.
Rabu, 16 Maret 2016 09:57 WIB
Penulis: Sutan Edy M

PADANG - Rencana pemberian gelar sangsako adat Pagaruyung, Batusangkar kepada Irwan Prayitno (Gubernur Sumbar), mendapat protes dari Sultan Muchdan Taher Bakrie, pewaris tahta Rajo Alam Pagaruyung. Dia menilai, pesta adat yang dijadwalkan berlangsung pada hari Sabtu (19/3/2016) itu dilakukan oleh orang yang tidak jelas asal-usulnya.

Penegasan itu dilontarkan Duli Yang Mulia Sultan Muchdan Taher Bakrie, gelar Sultan Alam Bagagarsyah Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Pagaruyung, Minangkabau kepada Wakil Ketua DPRD Sumbar, Arkadius Dt Intan Bano di Padang, Selasa (15/3/2016) petang. Muchdan datang ke DPRD Sumbar bersama beberapa orang petinggi adat dari kelompok rajo adat dan ibadat setelah sebelumnya gagal berdialog dengan Irwan Prayitno.

“Saya bersama-sama dengan pemangku adat yang lain (rajo adat dan ibadat) dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini tidak dapat menerima apa yang dilakukan oleh pihak lain, karena memang dia sudah biasa memberikan gelar kepada banyak pihak. Tapi, mungkin karena selama ini tidak ada yang dapat membandingkan, atau belum ada pilihan selain yang bersangkutan, pemberian gelar itu berjalan mulus” kata Muchdan.

Lebih jauh, Muchdan kemudian secara tidak langsung menyebut nama SM. Thaufik Thaib, sosok yang selama ini dikenal sebagai pewaris tahta Rajo Alam Pagaruyung, sekaligus aktor utama di balik pemberian gelar kepada beberapa mantan gubernur Sumbar. Termasuk juga kepada sejumlah tokoh dan pejabat pusat, seperti mantan Menkumham Yusril Ihza Mahendra, mantan Kepala BNPB Sjafri Maarif dan terutama kepada Fadzli Zon, politisi partai Gerindra yang dinilainya terlalu dini diberi gelar tersebut.

Muchdan yang selama ini bermukim di Jakarta menyebutkan, ibunya keturunan langsung Raja Alam Pagaruyung terakhir St. Alam Bagagarsyah, sedang bapaknya, keturunan dari Sultan Hanifatulhinayasyah, Raja muko-muko, Bengkulu. Tetapi, dia belum pernah mendengar dari kedua orang tuanya bahwa masih ada keturunan raja Pagaruyung.

Tapi, sekitar tahun 2005, bapak yang kini berusia 73 tahun itu mengaku diberi satu bundel surat-surat berharga berupa surat wasiat dan ranji (silsilah) keturunan raja-raja Pagaruyung dari Dt Simarajo, mamak kepala warisnya.

“Surat-surat itu diberikan almarhum kepada saya melalui keluarganya sesaat sebelum meninggal, tapi surat-surat itu baru saya baca-baca dua tahun kemudian. Di dalam daftar silsilah itu, tercantum nama saya sebagai salah satu pewaris tahta Rajo Alam Pagaruyung,” ucap Muchdan.

Selain menjelaskan daftar silsilah keturunan raja alam Pagaruyung, surat itu juga mengisyaratkan agar Muchdan mengunjungi sejumlah tempat yang pernah dihuni keturunan raja-raja Pagaruyung di wilayah Minagkabau. Selama mengunjungi tempat-tempat tersebut, kini timbul keyakinan dalam diri Muchdan bahwa dialah pewaris tahta Raja Alam Pagaruyung sebenarnya saat ini.

Menanggapi hal ini, Arkadius yang didampingi Plt Sekwan Raflis dan Kabag Humas Erdi Janur berjanji akan mengundang pihak terkait untuk meluruskan persoalan ini, agar generasi muda tidak salah arah. Kemudian, menginformasikan kepada Irwan Prayitno, Gubernur Sumbar yang akan diberi gelar, dan bukan untuk membatalkan pemberian gelar tersebut,” kata politisi Demokrat itu.

Sebagaimana pernah diberitakan GoSumbar. Prof DR H Irwan Prayitno, PSi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa akan diberi gelar sangsako oleh Istano Pagaruyung. Gelar sangsako yang akan diberikan adalah Tuanku Besar Maharajo Kuaso pada tanggal 19 Maret 2016 di Batu Sangkar. Selain Irwan, Gubernur Lampung juga akan dianugerahi gelar oleh Istano Pagaruyung. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/