Home  /  Berita  /  Umum
Pengakuan Duo Danru Damkar Payakumbuh

Bekerja Pertaruhkan Nyawa

Bekerja Pertaruhkan Nyawa
Dua Danru Damkar Payakumbuh Indra Jaya dan Endi Prayitno bekerja petaruhkan nyawa.(f/nura)
Selasa, 15 Maret 2016 15:12 WIB
Penulis: Nur Akmal

PAYAKUMBUH-Walau bekerja di lahan basah, pendapatan yang diterima pasukan pemadam kebakaran (Damkar), kadang tak sekencang deru air yang mereka semprotkan ketika memadamkan api. Kami, (pasukan Damkar.Red) bekerja dengan mempertaruhkan nyawa, namun, damkar tak jarang dapat caci maki dari masyarakat ketika kami dianggap datang terlambat. 

Demikian diakui Indra Jaya dan Endi Prayitno selaku komandan regu (Danru) 1 dan 2 Damkar kota Payakumbuh, yang jelas motto Damkar bekerja “Pantang Pulang Sebelum Padam”. Itulah jargon yang menjadi semboyan bagi seluruh awak damkar saat bertugas.

Di balik itu, siapa sangka kami juga bisa dicemooh. Saat berhasil menaklukan kebakaran, nama kami mungkin bisa jadi dilupakan begitu saja. Tetapi saat kami datang terlambat ke lokasi kejadian, kami justru kerap mendapatkan cemohan.

“Senang saat kita bisa memadamkan api saat kebakaran. Dukanya tidak saja banyak mendapat cemohan karena tidak cepat datang ke lokasi, akan tetapi juga disebabkan minimnya peralatan, jauhnya lokasi yang diburu dan sebagainya,” ujar Danru 1 Indra Jaya.

Dikatakan dia, keterlambatan ini bukan tanpa alasan. Hal ini mengingat jalur lalu lintas Kota Payakumbuh yang semakin padat. “Belum lagi untuk mencari alamat, apalagi jika lokasinya di daerah jauh dari pemukiman yang sulit dilalui sehingga akses mobil damkar tidak bisa masuk,” paparnya.

Meskipun banyak cemohan yang datang dari kiri, kanan, depan dan belakang, atasan kami kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ahdion, selalu memotivasi kami untuk bekerja lebih baik. Damkar Payakumbuh bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), diperkirakan, jika jarak kejadian 7,5 Km dari pusat kota, awak Damkar sudah sampai sekitar 15 menit dilokasi dan jika kejadian di pusat kota, kru Damkar sudah sampai sekitar 3-5 menit.

Bukan kami memuji hebat dan bagusnya kinerja kepala UPT Ahdion, sejak tongkat komdo Damkar dipegangnya sejak tahun 2011 lalu hingga sekarang, tiga penegasan darinya yakni etika, disiplin dan kekompakan selalu terjaga dengan baik, dan hebatnya lagi, setaip pagi wajib apel, seraya penggantian piket malam dengan piket pagi.

Karena sudah terbiasa mengindahkan disiplin, pasukan damkar meluncur dengan kendaraan dan peralatan yang sudah siap tempur. Kendaraan damkar harus dipanaskan terlebih dahulu pagi dan sore hari. Hal ini untuk antisipasi adanya kebakaran. “Jangan sampai kita kehabisan aki, ini sangat penting terutama dalam proses penyiraman air,”sebut Indra Jaya yang sudah karatan bekerja di Damkar sejak tahun 1982 hingga sekarang.

Ketika ditanya, kenapa Damkar Payakumbuh dinilai banyak pihak cepat dan tanggap menjinakkan api? Hal pertama kali yang dilakukan damkar ketika tiba di lokasi kebakaran ialah mencari sumber api. Setelah sumber api padam, damkar melakukan penyiraman dan pendingan bara-bara api. “Jangan sampai terlewat, bara-bara api harus padam, supaya kebakaran tidak merembet,”tambah pak Lek nama akrap Endi Prayitno.

Berbicara suka duka pasukan pemburu api, memang tak berhenti berkelahi dengan api, meskipun bertaruh dengan urat nadi. Dicaci maki jadi makanan sehari-hari, tapi kami tetap pada kewajiban kami menjalankan tugas yang harus punya nyali tinggi.

 

Damkar memang bukan pekerjaan yang mudah. Seorang pemadam kebakaran bekerja dengan taruhan nyawa, sehingga profesi ini membutuhkan orang-orang pemberani. Berbagai pengalaman tidak enak pernah dialami awak Damkar. Mulai dari kesetrum, tertimpa bangunan, dan cedera-cedera fisik lainnya yang menimpanya saat berusaha menyelamatkan korban kebakaran.

"Hal paling membahagiakan tentu saja ketika kita berhasil mengevakuasi seluruh korban tanpa ada korban jiwa. Tugas yang dihadapi sebagai petugas damkar tidak hanya memadamkan kebakaran saja, akan tetapi juga ada tugas tambahan atas perintah komandan, misalnya menghalau sarang tawon yang sudah membesar dirumah dan diladang penduduk. Ini harus kita lakukan hingga tuntas.

Menjadi petugas pemadam kebakaran juga tidak hanya berhadapan dengan api saja, namun yang sulit adalah berhadapan dengan masyarakat sendiri. Sesampainya di lokasi kadang petugas disambut umpatan kekecewaan warga karena dianggap terlambat datang dan bekerja sangat lamban. Tak jarang petugas harus berhadapan dengan kepanikan warga yang cenderung brutal dan membahayakan jiwa petugas.

“Bagi para penakluk api itu, kebanggaan sebagai damkar tak ternilai harganya. Kami merasa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Meski penghasilan kami tak sebanding dengan resiko kerja yang harus kami hadapi, hanya Allah SWT yang tahu, “papar Endi Prayitno.

Sementara, kepala UPT Damkar Payakumbuh Ahdion, ketika dikonfirmasikan atas banyaknya pujian anggotannya yang berjumlah 35 orang, menyebutkan, saya bekerja dan bertugas tidak mengharapkan pujian. Meskipun demikian, mungkin anggota saya ketika bertugas merasa terayomi dan terbimbing dengan baik.

“Kendai demikian, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pasukan panakluk api. Dengan terlaksana apel pagi setiap harinya, kecuali hari libur, bisa saja seluruh awak damkar merasa bersatu dan saling berbagai pengalaman. Bagi saya apel pagi adalah informasi dan silaturahmi, di setiap pagi itulah seluruh kru damkar saling membagi informasi serta saling besinergi, “ujar Ahdion.***

Editor:M.Siebert
Kategori:Umum, GoNews Group, Payakumbuh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/