Home  /  Berita  /  Peristiwa

Usai Dievakuasi Tim SAR, Beginilah Cerita Para Pendaki yang Tersesat di Gunung Marapi

Usai Dievakuasi Tim SAR, Beginilah Cerita Para Pendaki yang Tersesat di Gunung Marapi
Puluhan orang menanti pendaki yang tersesat di Gunung Marapi sejak Sabtu, Senin 7 Maret 2016.
Senin, 07 Maret 2016 20:38 WIB
Penulis: jontra
AGAM – Evakuasi terhadap lima pendaki yang sempat tersesat di kawasan Gunung Marapi akhirnya dituntaskan oleh TIM SAR. Lima pendaki yang diringi puluhan Tim SAR itu tiba di Posko Utama sekitar pukul 13.00 WIB, Senin 7 Maret 2016.

Saat tiba di depan Posko Utama di Kampung Surau Baurek Jorong Limo Kampuang Nagari Sungai Pua Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, lima pendaki ini disambut oleh puluhan anggota keluarga pendaki beserta masyarakat setempat.

Tak ayal suasana haru terlihat saat para pendaki itu berpelukan dan bertangisan keluarganya masing-masing. Setelah itu, ke lima pendaki dibawa ke Posko Utama untuk diberi waktu istirahat menghilangkan lelah setelah empat jam menuruni jalur pendakian Badoray.

Tim medis juga tidak melakukan pemeriksaan terhadap ke lima pendaki yang baru saja usai dievakuasi itu, karena mereka merasa dalam keadaan sehat dan enggan untuk diperiksa tim medis.

Seperti diberitakan sebelumnya, lima pendaki Gunung Marapi Sumbar tersesat saat melakukan pendakian Gunung Marapi, Minggu 6 Maret 2016. Kejadian ini baru diketahui setelah diantara pendaki itu menelepon keluarganya di Sungai Pua.

Kelima pendaki itu adalah Abdul, Fadhel dan Sarif yang merupakan warga Sungai Pua, Isnad yang merupakan warga Canduang Agam dan Fikri, warga Kota Payakumbuh.

Mereka berangkat pada Sabtu 5 Maret 2016 sekitar pukul 21.00 WIB. Karena mereka tak tahu jalan lagi dan sudah apatis, akhirnya salah seorang diantara mereka yang bernama Abdul menelpon keluarganya pada hari Minggu siang sekitar pukul 13.00 WIB, dengan harapan bisa dijemput oleh para keluarga atau tim penyelamat.

Atas informasi itulah kemudian puluhan Tim SAR yang terdiri dari anggota BPBD, PMI, TNI, Polri, relawan serta masyarakat setempat, melakukan pencarian untuk menjemput ke lima pendaki nahas itu. Mereka ditemukan dalam kondisi sehat dan selamat di kawasan Sarasah, sekitar dua kilometer dari cadas.

Salah seorang pendaki yang tersesat di kawasan Gunung Marapi Sumbar, Abdul mengungkapkan, dia bersama empat rekan lainnya tidak menemukan jalan menuju puncak Marapi saat tiba di kawasan Sarasah, sekitar dua kilometer dari cadas.

“Ada satu perbukitan lagi yang harus kami lalui, baru tiba di cadas. Tapi kami tidak menemukan jalan menuju perbukitan itu. Semuanya tampak semak-semak saja, dan tak ada tanda-tanda adanya jalan di sekitar kami pada saat itu,” ujar Abdul saat berada di Posko Utama di Kampung Surau Baurek Jorong Limo Kampuang Nagari Sungai Pua, setelah mereka selesai dievakuasi.

Abdul menceritakan, setelah memulai pendakian Gunung Marapi dengan menempuh jalur Badoray Sungai Pua sekitar pukul 20.00 WIB, mereka tiba di kawasan Sarasah sekitar pukul 22.50 WIB. Namun saat itu mereka mulai bingung, karena tidak melihat adanya jalan menuju puncak.

Tak mau berspekulasi, mereka lalu memasang tenda dan bermalam di sekitar lokasi tersebut. Paginya mereka kembali berusaha mencari jalan menuju puncak Marapi. Tapi setiap langkah yang ditempuh, mereka merasa seperti berputar di lokasi itu-itu juga. Baru pada pukul 13.00 WIB, saya beranikan menelepon keluarga dan memberitahu jika kami tersesat di gunung ini, terangnya.

“Mulanya saya sempat ragu mau menelpon keluarga atau tidak. Tapi setelah berpikir-pikir dan berunding dengan rekan lainnya, akhirnya saya telpon keuarga saya. Alhamdulillah, Senin pagi tadi, tim SAR berhasil menemukan kami,” ungkap Abdul.

Abdul mengaku jika dirinya bersama rekannya dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Bahkan mereka masih memiliki stok makanan dan minuman yang cukup, sehingga tidak kelaparan.

“Ini pengalaman pertama saya mendaki Marapi melalui jalur Badoray. Sebelumnya pernah mendaki, tapi lewat jalur Koto Baru,” sambung Abdul.

Sementara itu, Fadhel yang juga ikut tersesat mengungkapkan, dirinya sudah tiga kali mendaki Gunung Marapi melintasi Jalur Badoray. Namun saat mendaki untuk yang keempat kalinya, dirinya malah tidak menemukan jalan menuju puncak.

“Rasanya kami memang ‘disesatkan’. Berjam-jam berjalan, keluarnya disitu juga. Kami sengaja melintasi jalur Badoray, karena jalur ini lebih dekat menuju puncak. Hanya butuh waktu sekitar empat sampai enam jam bisa sampai ke puncak. Tapi memang, jalurnya lebih sedikit ekstrim dan penuh tantangan dibanding jalur Koto Baru,” ujar Fadhel

Para pendaki ini mengaku tidak kapok untuk melakukan pendakian lagi, meski pernah tersesat. Hanya saja, mereka masih berpikir-pikir apakah nantinya akan melintasi jalur Badoray atau lebih memilih jalur Koto Baru yang lazim dilalui oleh para pendaki Gunung Marapi selama ini.(**)

Kategori:Peristiwa, Agam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77