Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Gerhana Matahari Total, Pontianak Bidik Wisman Malaysia dan Brunei

Gerhana Matahari Total, Pontianak Bidik Wisman Malaysia dan Brunei
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (foto: istimewa)
Sabtu, 20 Februari 2016 19:58 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Provinsi Kalimantan Barat, sepertinya tidak mau kehilangan momen di peristiwa alam Gerhana Matahari Total (GMT), 9 Maret 2016, nanti. Serangkaian kegiatan dalam rangka meramaikan Total Eclips itu pun disusun dan sudah menjadi perbincangan publik.

"Ada sensasi lain di Pontianak, karena GMT, berada persis di bawah garis khatulistiwa," kata Menpar Arief Yahya, Sabtu (20/02/2016) di Jakarta.

Wajar, jika banyak peneliti yang menunggu datangnya bulan menutup matahari dalam posisi tegak lurus di sana. Meskipun, sebenarnya di Ibu Kota Kalbar itu tidak sampai 100 persen Gerhana. "Sensasi alam yang langka, 350 tahun sekali, dan hanya di Indonesia yang ada di daratan. Momen ini juga disambut dengan 100 iven lebih di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Menurutnya, bakal ada ribuan peneliti yang diyakini akan membanjiri Provinsi yang berada persis di garis Khatulistiwa ini. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Hilfira Hamid mengatakan, di Kota Pontianak sendiri, ada dua titik yang bisa menyaksikan gerhana matahari. Titik pertama adalah Pontianak Convention Center (PCC). Sementara titik berikutnya Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

''Bagi pengunjung PCC yang terletak di Pontianak Selatan, diizinkan melihat langsung dari puncak gedung. Sementara untuk Pontianak Timur, di Markas Lapan sudah ada peralatan khusus yang disiapkan untuk menyaksikan fenomena GMT,'' paparnya.

Hilfira juga menjelaskan, peristiwa alam yang hanya terjadi dalam kurun waktu puluhan tahun ini memberikan makna tersendiri bagi pihaknya. "Kami harapkan bisa mendongkrak wisatawan baik itu datang untuk melihat gerhana secara langsung ataupun melakukan penelitian. Peneliti Malaysia dan Brunei Darussalam akan kita undang karena di kedua negara tersebut tidak dilewati atau tidak bisa menyaksikan gerhana matahari,'' tukasnya.

Koordinasi dengan Lapan pun sudah dilakukan. Lembaga penelitian dan pengembangan sains antariksa itu menyediakan 180-an kacamata khusus pada 9 Maret 2016. Menurut Hilfira, kacamata khusus ini bisa menangkal efek negatif dari tingginya radiasi GMT.  ''Kota Pontianak akan dilewati gerhana matahari sedang, sekitar 92,96 persen,'' tambahnya. (*/dnl)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/