Data Dinkes Limapuluh Kota, 281 Korban Keracunan Makanan
Penulis: Trinanda
LIMAPULUH KOTA – Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota, korban dugaan keracunan saat hajatan akikah di Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota, Sumatera Barat bertambah lagi. Sampai Rabu (10/2/16) telah tercatat 281 orang, dan 12 orang diantaranya masih dirawat di rumah sakit.
“Data sampai hari ini, yang tercatat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota, korban yang sakit akibat keracunan makanan setelah menghadiri undangan hajatan akikah warga di Lareh Sago Halaban menjadi 281 orang. Dari 12 orang yang dirawat, 6 orang di RSU Adnan WD Payakumbuh dan 6 lainnya dirawat di RSU Ahmad Darwis Suliki,”ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota dr.Adel Nofiarman kepada GoSumbar.Com, Rabu sore (10/2) siang.
Dari 181 orang korban tersebut meliputi orang dewasa, ibu hamil, dan anak balita.Korban keracunan mulai diketahui Selasa (2/2) atau satu hari setelah pelaksanaan hajatan tersebut.Pada hari itu diketahui 107 orang yang diduga keracunan, setelah meghadiri hajatan tersebut, para korban mengalami muntah-muntah.
Adel menyebut, Dinas Kesehatan sudah menetapkan peristiwa ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Tidak tertutup kemungkinan, jumlah warga yang diduga mengalami keracunan makanan akan terus bertambah.
Menurut Adel, sakit yang dialami warga itu adalah akibat dari makanan yang dimakannya. Tapi belum diketahui unsur atau zat apa yang dikandung makanan tersebut.”Kita belum mengetahui, makanan apa yang mengandung racun, dan unsur atau zat apa yang dikandungnya, belum diketahui, masih menunggu hasil pemeriksaan labor,”katanya.
“Seluruh sampel makan saat pesta sudah dibawa oleh BPOM untuk diperiksa. Sampai saat ini, hasil pemeriksaan terhadap makanan tersebut, belum keluar dan masih dalam penelitian BPOM,”terangnya.
Sampel makanan yang diambil tersebut, seperti gulai daging, tahu kecap dan gorengan telur. “Seluruh korban, kondisinya sudah membaik. Seluruh biaya pengobatan terhadap korban keracunan ini, ditanggung oleh Pemkab Kabupaten Limapuluh Kota,” ucap Kepala Dinas Kabupaten Limapuluh Kota tersebut.
Meski korban sudah membaik, tetapi Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota terus memantau kondisi ratusan korban keracunan tersebut. “Kita harap, seluruh korban benar-benar pulih. Kita terus memantau kondisi korban ini,”ucapnya.
Ditempat terpisah, Kepala Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Padang Zulkifli, kepada wartawan mengatakan perlu adanya pelatihan terhadap petugas penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan, baik dari tingkat provinsi atau kabupaten/kota.Ia mengatakan hingga saat ini sangat jarang adanya pelatihan terhadap petugas tersebut sehingga sampel yang diserahkan ke BPOM sering bukan merupakan sampel penyebab.
Atas kasus dugaan keracunan makanan tersebut, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang telah menurunkan Tim ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan terkait kasus yang menyebabkan ratusan korban dari berbagai usia itu. Untuk meliti apa penyebab terjadinya keracunan tersebut, Rabu (3/2) sejumlah petugas dari Dinas Kesehatan Sumbar dan BPOM Sumbar sudah turun ke Puskesmas Pakan Rabaa mengumpul data dan mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab terjadi kasus keracunan tersebut.
“ Korban keracunan makanan tersebut tidak hanya warga Jorong Balai Panjang, tapi warga Batu Payuang, Bukik Sikumpa dan warga nagari Mungo termasuk 4 orang tuan rumah yang punya helat serta tamu lainnya seperti Camat Lareh Sago Halaban,Muftil Wahyudi, anggota DPRD Limapuluh Kota, Virmadona dan istrinya Winda serta Kabid Dinas Sosial Pemkab Limapuluh Kota, Afdal juga menjadi korban keracunan setelah menyantap makanan pada pesta aqiqah dan menaiki rumah baru pemilik hajatan tersebut,” ujar Budi Margana.
Kejadian keracunan tersebut, berawal dari santap warga terhadap makan di salah satu rumah warga setempat pada Senin (1/2) lalu. Sehari setelah itu, tamu undangan yang turut menyantap makanan di kenduri salah seorang rumah warga tersebut, mengalami mual dan muntah hingga pingsan.
Elis (55) yang merupakan salah seorang orang tua dari korban keracunan menceritakan, pada Senin (1/2) sore, anaknya bernama Fitri (19) menghadiri hajatan di rumah tetangga. Pada hajatan adat naiki rumah dan akikah tersebut, Fitri sempat mencicipi makanan di sana.
”Fitri ikut makan sambal daging, gorengan campuran tahu tempe dan keripik ubi. Pada malamnya, Fitri mulai merasakan mual dan sakit perut,” terang Elis.
Keesokan paginya, kata Elis, gejala keracunan yang dialami korban malah menjadi-jadi. Fitri sempat pusing hingga merintih sakit perut. “Fitri sempat dilarikan ke puskesmas. Tetapi tidak ada perubahan. Siangnya Fitri dilarikan ke bidan yang ada di kampung. Tetapi tidak ada perubahannya. Malahan sakit perut yang diderita semakin menjadi-menjadi. Hingga malam harinya , Fitri dilarikan ke RSUD Adnan WD Payakumbuh,”ucap orang tua korban.
Fitri dirawat ke rumah sakit sekitar pukul 19.00 Wib pada Selasa (2/2) . Tak hanya Fitri, hal serupa juga dirasakan oleh sepupunya bernama Anggraini. Korban mengalami kelelahan dan pusing setelah santap makanan di tempat hajat tetanganya itu.
Sementara Kapolres Payakumbuh AKBP Yuliani menjelaskan, masih menyelidiki penyebab keracunan tersebut. “Sampel makanan sudah kita ambil untuk diperiksa. Ini masih dalam penyelidikan,” terangnya.***
Editor | : | M.Siebert |
Kategori | : | Limapuluh Kota, GoNews Group, Peristiwa |