Home  /  Berita  /  Pemerintahan
Hari Pers Nasional 2016

Jokowi: Waktu Kabut Asap, Ada Media di Riau Judul Beritanya Menyeramkan

Jokowi: Waktu Kabut Asap, Ada Media di Riau Judul Beritanya Menyeramkan
Presiden Jokowi (net).
Selasa, 09 Februari 2016 15:32 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Dalam sambutannya di Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016, Jokowi menekankan kepada seluruh media untuk menumbuhkan rasa optimis kepada masyarakat.

Menurut informasi yang diperoleh GoRiau.com (GoNews Group) melalui Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan, Presiden Jokowi sempat berpesan agar media pers lebih mengedepankan berita informatif yang bisa memberikan rasa percaya diri masyarakat.

"Di era kemerdekaan pers, setiap hari kita dibanjiri informasi. Kita dihadapkan oleh berbagai opini, data, informasi yang beragam bahkan terkadang status di media sosial pun bisa jadi berita," ungkap Adi Dwipayana menirukan pidato Jokowi, Selasa (09/02/2016).

Menurut Adi Dwipayana, Jokowi juga mengibaratkan Informasi ibarat jamu, vitamin atau bahkan pil pahit yang menyehatkan, tapi juga ada sebagian informasi yang bisa mengganggu akal sehat.

"Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 di Pantai Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada intinya ya beliau mengajak seluruh media pers untuk menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi yang jujur, dan sesuai fakta kepada masyarakat," tukasnya.

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga berharap agar seluruh insan pers dan media turut membangun optimisme, etos kerja masyarakat, produktivitas masyarakat, bukan sebaliknya.

"Kadang media kita justru mempengaruhi kita menjadi pesimisme dan juga banyak yang terjebak pada berita-berita yang sensasional. Apalagi kalau ditambah pendapat pengamat," kata Presiden.

Presiden memberikan contoh-contoh beberapa judul berita di media yang menurutnya mengganggu pikiran dan pandangan masyarakat. "Misalnya judulnya begini, "Indonesia Diprediksi Akan Hancur" ini kan bisa bahasaya," tutur Adi menirukan pidato Jokowi.

Atau ada juga media yang menulis "Semua Pesimis Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai" atau judul lainya "Pemerintah Gagal, Aksi Teror Tak Akan Habis Sampai Kiamat-pun". Bahkan menurut Jokowi yang pernah ia baca dari media lokal Riau yang judulnya dianggap seram, seperti "Kabut Asap Tak Teratasi, Riau Terancam Merdeka". Menurut Jokowi judul-judul seperti ini sebaiknya di hindari.

"Kalau judul seperti ini diterus-teruskan di era kompetisi seperti sekarang, maka yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas," kata Presiden.

Di era persaingan antar negara sekarang ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk.

"Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita," ujar Presiden. ***

Menurut informasi yang diperoleh GoRiau.com (GoNews Group) melalui Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan, Presiden Jokowi sempat berpesan agar media pers lebih mengedepankan berita informatif yang bisa memberikan rasa percaya diri masyarakat.

"Di era kemerdekaan pers, setiap hari kita dibanjiri informasi. Kita dihadapkan oleh berbagai opini, data, informasi yang beragam bahkan terkadang status di media sosial pun bisa jadi berita," ungkap Ari Dwipayana menirukan pidato Jokowi, Selasa (09/02/2016).

Menurut Ari Dwipayana, Jokowi juga mengibaratkan Informasi ibarat jamu, vitamin atau bahkan pil pahit yang menyehatkan, tapi juga ada sebagian informasi yang bisa mengganggu akal sehat.

"Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 di Pantai Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada intinya ya beliau mengajak seluruh media pers untuk menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi yang jujur, dan sesuai fakta kepada masyarakat," tukasnya.

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga berharap agar seluruh insan pers dan media turut membangun optimisme, etos kerja masyarakat, produktivitas masyarakat, bukan sebaliknya.

"Kadang media kita justru mempengaruhi kita menjadi pesimisme dan juga banyak yang terjebak pada berita-berita yang sensasional. Apalagi kalau ditambah pendapat pengamat," kata Presiden.

Presiden memberikan contoh-contoh beberapa judul berita di media yang menurutnya mengganggu pikiran dan pandangan masyarakat. "Misalnya judulnya begini, "Indonesia Diprediksi Akan Hancur" ini kan bisa bahasaya," tutur Ari menirukan pidato Jokowi.

Atau ada juga media yang menulis "Semua Pesimis Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai" atau judul lainya "Pemerintah Gagal, Aksi Teror Tak Akan Habis Sampai Kiamat-pun". Bahkan menurut Jokowi yang pernah ia baca dari media lokal Riau yang judulnya dianggap seram, seperi "Kabut Asap Tak Teratasi, Riau Terancam Merdeka". Menurut Jokowi judul-judul seperti ini sebaiknya di hindari.

"Kalau judul seperti ini diterus-teruskan di era kompetisi seperti sekarang, maka yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas," kata Presiden.

Di era persaingan antar negara sekarang ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk.

"Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita," ujar Presiden. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77