Bayi Umur 17 Bulan Ikut Tewas Tertimbun Longsor di Solok, 2 Orang Lainnya Belum Ditemukan

PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD), TNI, Polri dan warga di sebagian wilayah di Sumatera Barat sampai kini masih berjibaku menghadapi bencana longsor dan banjir yang melanda selama beberapa hari ini.

Bencana alam itu bahkan sudah merenggut enam nyawa di Solok, dimana terjangan longsor menimbun satu rumah berpenghuni enam orang. Menurut informasi, baru empat orang yang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi sudah tak bernyawa.

"Identitas mereka yang meninggal dunia itu adalah Upik ( umur 55 tahun), Ramli (umur 20 tahun), fillin (umur 18 tahun) dan Nisa (Bayi berumur 17 bulan). Dua lagi yakni M Yunus (berumur 65 tahun) dan Reva (berumur 2 tahun)," sebut Kepala BPBD Sumbar, Zulfiatno saat dihubungi GoRiau.com, Senin (8/2/2016) siang.

Untuk mencari jasad korban yang masih tertimbun longsor, pihaknya dan masyarakat sengaja menggunakan alat sederhana berupa cangkul. "Agar tidak melukai jasad korban. Mudah-mudahan dua warga lainnya segera ditemukan," sambungnya diujung telpon.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,? Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir dan longsor di Kabupaten Solok Selatan melanda tiga kecamatan, diantaranya Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo dan Kecamatan Sangir. 

Banjir ini disebabkan meluapnya Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Lolo. Banjir dan longsor bahkan menyebabkan jalan Muaralabuh - Padang Aro Kerinci putus total.

Selain itu, banjir juga menyebabkan 2.000 unit rumah terendam banjir hingga dengan ketinggian 1,5 meter dan merendam 100 hektar sawah. Dua jembatan kabupaten putus serta lalu lintas Payakumbuh-Pekanbaru lumpuh total. Saat ini kondisi masih hujan. ***