Aceh Barat Asuransikan 15,3 Ribu Hektar Sawah Petani yang Rentan Diterjang Banjir atau Diserang Hama
Kepala Bidang Penyuluhan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Aceh Barat T Azhari di Meulaboh mengatakan, asuransi diberikan khusus kepada area sawah yang benar-benar rusak.
“Tahun lalu belum, tahun 2016 ini akan diasuransikan sawah petani. Dalam satu hektare sekitar Rp180 ribu disubsidi pemerintah, petani hanya dikenakan Rp35 ribu untuk menggantikan area sawah yang rusak,” sebutnya, Jumat (22/1).
Azhari mengatakan, apabila sawah petani rusak diterjang banjir ataupun rusak karena diserang hama, maka akan dihitung sesuai klasifikasi luas yang benar-benar terdampak, bukan secara luas keseluruhan karena subsidi pemerintah masih terbatas.
Asuransi sawah petani tersebut dilakukan karena daerah setempat memiliki luas sawah cukup signifikan dengan iklim daerah masuk kategori A untuk pengelolaan sektor pertanian tanaman padi, namun di sisi lain rentan diterjang banjir luapan sungai.
Program tersebut kata dia, sudah mulai disosialisasikan di tingkat pemerintah sebagai instansi teknis, sementara untuk sampai ke tingkat petani akan disesuaikan melalui pertemuan-pertemuan penyuluh di lapangan dan rapat khusus.
“Identifikasi dan sosialisasi kebijakan ini baru di tingkat kita, nanti juga akan menyusul sampai ke petani. Ini program 2016 dan anggaran pemerintah untuk itupun belum turun dan belum kita ketahui berapa yang disetujui,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakan, petani sudah harus bergembira dengan adanya kebijakan tersebut, namun kondisi di lapangan masyarakat petani masih saja ada yang mengeluh karena masih terbatasnya air di saat musim tertentu.
Kata Azhari, Pemkab Aceh Barat sudah mempersiapkan pompanisasi secara mobiler yang dapat digunakan kapanpun dibutuhkan, demikian halnya juga sarana jaringan irigasi desa untuk membantu masyarakat petani, akan tetapi pada prinsipnya yang dibutuhkan petani adalah air, bukan saluran irigasi maupun mesin menaikan air.
Sebutnya, pembangunan jaringan irigasi teknis Irigasi Lhok Guci sudah mulai dikerjakan, pembangunan itu menelan dana Rp300 miliar untuk mengaliri air sampai kesemua area sawah dengan cakupan 18 ribu hektare lebih.
“Bila Irigasi teknis itu sudah selesai, mungkin petani tidak lagi membutuhkan bantuan seperti saat ini. Beruntung saat ini daerah kita berdasarkan penelitian didukung iklim tipe A, artinya daerah basah. Makanya kita selalu tadah hujan, tapi petani jalan terus karena sangat cocok kondisi alam,” katanya menambahkan.***
Editor | : | Ridwan Iskandar |
Sumber | : | waspada.co.id |
Kategori | : | Umum |