Home  /  Berita  /  Umum

Hari Ini, Renungan 50 Tahun Tritura Digelar di Bukittinggi

Hari Ini, Renungan 50 Tahun Tritura Digelar di Bukittinggi
Renungan peringatan 50 Tahun Tritura di TMP Gulai Bancah Bukittinggi, Minggu 10 Januari 2015.
Minggu, 10 Januari 2016 15:04 WIB
Penulis: jontra
BUKITTINGGI - Eksponen Angkatan 66 mengajak masyarakat Indonesia untuk menatap ke depan membangun bangsa, serta tidak mempersoalkan masa lalu yang sudah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

“Sepahit dan sekelam apapun masa lalu tersebut, jangan lagi terus menerus mencari siapa yang salah. Kita mungkin tidak bisa melupakan apa yang telah terjadi, namun kita bisa memaafkan sepedih dan sesakit apapun masa lalu yang sudah kita alami,” sebut Mantan Ketua Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Makmur Hendrik, dalam acara renungan 50 Tahun Tritura yang digelar di kawasan Monumen Angkatan 66 di kawasan Gulai Bancah Bukittinggi, Minggu 10 Januari 2015.

Menurut Makmur Hendrik, dalam momen 50 tahun Tritura, ada dua hal yang patut direnungkan bersama, yakni peran sentral generasi muda untuk melakukan transformasi fundamental dalam menyelamatkan kehidupan bangsa, serta peran sentral generasi muda dalam membangun bangsa.

Makmur Hendrik juga mengapresiasi Pemerintah Kota Bukittinggi yang mampu membangun Monumen Angkatan 66, karena monumen tersebut menurutnya tidak banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia pada saat ini.

“Pada kesempatan ini saya juga mengusulkan kepada Pemerintah Kota Bukittinggi agar taman di sekitar Monumen Angkatan 66 ini diberi nama Taman Tritura,” harap Makmur Hendrik.

Sementara itu, Ketua Angkatan 66 Mochtar Kahar menjelaskan, diantara banyak korban Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) di Indonesia, hanya Ahmad Karim yang dikuburkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), yakni dikuburkan di TMP Kusuma Bhakti Gulai Bancah Bukittinggi, yang lokasinya hanya sekitar 50 meter dari Monumen Angkatan 66.

Ahmad Karim sendiri telah ditetapkan sebagai Pahlawan Ampera berdasarkan TAP MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966. Achmad Karim yang waktu itu masih duduk di kelas dua STM Negeri Bukittinggi (kini SMKN 1 Bukittinggi), tewas ditembak saat melakukan unjukrasa pada 14 September 1966.

Seperti kita ketahui bersama dalam literatur sejarah, pada tanggal 10 Januari 1966, untuk pertama kalinya rumusan Ampera yang disimpulkan dalam Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) di deklarasikan yang berisi tiga tuntutan, diantaranya bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI), perombakan kabinet Dwi Kora (retool kabinet 100 menteri) serta turunkan harga.

Kegiatan renungan 50 tahun Tritura ini diakhiri dengan doa bersama serta tabur bunga di makam Ahmad Karim di TMP Kusuma Bhakti Gulai Bancah Bukittinggi.(**) 

Kategori:Bukittinggi, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/