Pucuk Adat Nagari Kalarasan Bungo Satangkai Datang ke Dinas Koperindag, Pertanyakan Status Pasar Sarilomak

SARILAMAK- Sehubungan dengan dilakukannya revitalisasi Pasar Rakyat di Nagari Sarilomak, Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota, pucuk adat 4 kenagarian di kalarasan Bungo Setangkai mendatangi Dinas Koperindag dan UKM Kabupaten Limapuluh Kota, mempertanyakan status pasar dan pengelola pasar yang terletak di ibu kota Kabupaten Limapuluh Kota tersebut.

“Kami telah melayangkan surat dan mempertanyakan langsung kepada Dinas Koperindag dan UKM ke Kantornya, Tapi jawabannya memang belum memuaskan karena Kepala Dinas sedang dinas luar,”ungkap Pucuak Adat Kenagarian Sarilomak,M.Dt.Sinaro Panjang, didampingi 3 orang ninik mamak, pucuk adat kenagarian Kelarasan Bunga Setangkai lainnya, Sabtu (2/1) kemarin.

Tiga pucuk adat kelarasan Bungo Setangkai lainnya yang ikut datang ke Kantor Bupati dan ke Dinas Koperindag UKM bersama sejumlah ninik mamak lainnya adalah Pucuk Adat Nagari Harau, A.Dt.Bandaro, Pucuk Nagari Solok Bio-Bio Y.Dt.Tan Godang dan Datuak Pucuak Nagari Tarantang Datuak Sinaro Garang.

Revitalisasi pembangunan Pasar Rakyat Sarilamak, saat ini dikerjakan PT.Wahana Bhakti Serumpun. Sementara, Dinas Koperindag UKM selaku penanggung jawab kegiatan proyek tersebut, tanpa memberi tahu dan tanpa minta izin terlebih dulu kepada ninik mamak kelarasan Bungo Sitangkai, yakni Datuak Pucuak Kenagarian Harau, Solok Bio-Bio, Tarontang dan kenagarian Sarilomak.

Menurut mereka, Pasar Rakyat di Nagari Sarilomak adalah Pasar Serikat Kelarasan Bungo Setangkai (Nagari Harau,Solok Bio-Bio,Tarantang dan Sarilomak) yang terletak di atas tanah Datuak Sinaro Panjang, Datuak Pucuak Nagari Sarilomak dan Datuak Indo Majo Bosa Koto Sembilan sampai saat sekarang.

“Tapi anehnya, dan membuat kami curiga, karena revitalisasi terhadap pasar tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan seizin kami ninik mamak Datuak Pucuak Nagari Kelarasan Bungo Setangkai. Ini merupakan pelecehan dan penghilangan status kepunyaan atau kepemilikan Datuak Pucuak Nagari Kalarasan Bungo Setangkai,” ujarnya mengungkapkan.

Sehubungan dengan persoalan tersebut, mereka telah melayangkan surat kepada Kepala Dinas Koperindag UKM Kabupaten Limapuluh Kota tertanggal 15 Desember 2015 lalu, yang tembusannya juga disampaikan kepada Bupati Limapuluh Kota. Karena belum adanya jawaban atau tanggapan terhadap surat tersebut, maka para ninik mamak tersebut Selasa (29/12/2015) lalu , mereka datang langsung ke Kantor Koperindag UKM untuk mempertanyakannya.

“Namun saja kami tidak mendapat jawaban yang menyelesaikan persoalan karena Kepala Dinas sedang dinas luar. Kami hanya diterima Sekretarisnya, yang juga meminta kami untuk bersabar menunggu Kepala Dinas datang. Setelah kami tunggu sampai sorenya, jam dinas habis, Buk Yunire Kepala Dinas juga tak datang.”ujar mereka dengan nada agak kesal.

“Kalau tak ada kejelasannya tentang status pasar tersebut,kami akan mengambil alih kembali kepunyaan.kepemilikan pasar Serikat Kalarasan Bunga Satangkai di Sarilomak tersebut. Kami bukan ingin menghentikan pembangunannya, tetapi hanya peru kejelasannya,”tambah Amsir Datuak Bandaro.

Kepala Dinas Koperndag UKM ketika dihubungi wartawan tidak berada di kantornya karena sedang dinas luar.”Ibuk sedang ada dinas luar di Padang,”kata Sekretaris Koperindag UKM Afrizal Ujang.

Menjawab pertanyaan, tentang surat dan kedatangan Ninik Mamak tersebut, ia membenarkan. “Barang kali hanya karena persoalan interen, karena kurang transparannya pengelola. Kita juga tidak bisa ikut campur karena masalah interennya. Paling-paling kita hanya bisa menjadi mediator untuk mengadakan pertemuan ninik mamak kalarasan bunga setangkai, dengan pengelola sekarang dan pemerintah nagari Sarilamak, Kita cari hari yang tepat dulu untuk mengundang Ninik Mamak Kalarasan Bungo Satangkai, Pemerintahan Nagari dan Pengelolanya yang sekarang,”tambahnya.***