Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
6 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
2 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Nurhayati, Jamaah Sumbar Korban Crane: Enak Yo Kalau Amak Maningga di Makkah

Nurhayati, Jamaah Sumbar Korban Crane: Enak Yo Kalau Amak Maningga di Makkah
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin membezuk jamaah korban crane.
Selasa, 15 September 2015 08:07 WIB
Penulis: .
PADANG, GOSUMBAR.COM - Jamaah asal Sumatera Barat, Nurhayati Rasad Usman, 65 tahun, wafat akibat robohnya crane di Masjidil Haram, Mekah. Warga Jorong Banda Tangah, Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, itu sempat menyatakan keinginannya meninggal di Tanah Suci.

Putri ketiga Nurhayati, Yosi Agriani, 31 tahun, mengenang, ibunya pernah menonton televisi yang menyiarkan kabar calon haji meninggal di Tanah Suci. Saat itu ibunya menyatakan ingin juga wafat di sana.

"Kata ibu saat itu, ‘enak ya meninggal di Mekah. Kalau ibu di sana, pengen juga meninggal di sana’," cerita Yosi, Senin, 14 September 2015 kemaren.

Yosi mengetahui ibunya meninggal, setelah adanya telepon dari ketua rombongan kelompok terbang 004 embarkasi Padang, Sabtu, 12 September 2015, pukul 23.20 WIB.

"Katanya, ibu dimakamkan Sabtu malam setelah salat Isya waktu setempat di Makkah," ujarnya.

Sebelumnya, Yosi dan keluarga tak memiliki firasat apa pun mengenai peristiwa tragis yang menimpa ibunya. Malah saat akan berangkat, Nurhayati tampak bahagia dan ceria.

Yosi terakhir berkomunikasi dengan ibunya sepekan sebelum peristiwa nahas itu terjadi. Saat itu, ibunya mengatakan senang dan sehat di Mekah.

"Tak ada bilang yang lain. Makanya kami tak ada firasat sebelum ibu wafat," ujar Yosi.

Nurhayati merupakan jemaah kloter 004 embarkasi Padang. Nurhayati meninggalkan tiga orang anak dan tujuh orang cucunya.

Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat Efrizal mengatakan, ada lima jemaah calon haji asal embarkasi Padang yang menjadi korban jatuhnya crane. Satu orang wafat dan empat lainnya mengalami luka-luka.

Empat korban yang mengalami luka-luka adalah, Tri Murti Ali, 65 tahun, kloter Padang 003 asal Kabupaten Solok; Zulfitri Zaini Haji (56), kloter Padang 003 asal Kabupaten Solok; dan Zainiwarti Munaf Umma (64) kloter Padang 004 asal Kota Bukittinggi.

Sedangkan satu korban lain asal Bengkulu adalah Ali Sabri Salamun, 51 tahun, kloter 007. "Informasi yang kita terima, tiga jemaah masih dalam perawatan. Satu jemaah asal Bengkulu itu sudah kembali ke hotel," ujarnya. ***

Sumber:tempo.co
Kategori:Sumatera Barat, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/