Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/
Home  /  Berita  /  Ekonomi
NASIONAL

Dari Padang, Menteri Pertanian Sampaikan Ancaman bagi Kepala Daerah yang Tak Bisa Naikkan Produksi Beras

Dari Padang, Menteri Pertanian Sampaikan Ancaman bagi Kepala Daerah yang Tak Bisa Naikkan Produksi Beras
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Selasa, 15 September 2015 17:56 WIB
Penulis: .
PADANG, GOSUMBAR.COM - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyiapkan sanksi bagi daerah yang tidak mampu meningkatkan produksi beras hingga 5 persen setiap tahun. Sanksinya berupa dihentikannya bantuan pertanian dari pemerintah pusat.

"Anggaran bantuannya akan kami nolkan. Kami alihkan ke daerah yang bisa meningkatkan produksi berasnya. Adil kan?" ujarnya saat berada di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa, 15 September 2015.

Menurut dia, pemerintah memiliki target swasembada beras 10 ton dalam tiga tahun. Karena itu, pemerintah sengaja mengucurkan anggaran ke daerah dengan jumlah yang besar.

Amran mengatakan, awalnya ada 26 kabupaten dan kota yang tidak mampu meningkatkan produksinya hingga 5 persen. Namun, dari laporan terakhir, tinggal 10 kabupaten.

Amran mengatakan ada lima permasalahan dalam mewujudkan swasembada beras. Di antaranya distribusi pupuk yang lambat, benih, kerusakan irigasi, kekurangan tenaga penyuluh, dan kurangnya alat produksi pertanian.

Namun, kata Amran, sekarang sejumlah masalah telah bisa diselesaikan. Malah ada oknum pengoplosan pupuk yang sudah ditangkap. "Ada sekitar 40 orang pelakunya," ujarnya.

Masalah benih, menurut dia, juga sudah diselesaikan. Termasuk perbaikan irigasi. Dari 33 hektare irigasi yang rusak, sudah ada yang diperbaiki.

Saat ini, Kementerian Pertanian juga sudah mengirimkan 60 ribu alat pertanian ke daerah. "Untuk tenaga penyuluh, kami minta bantuan Babinsa TNI," ujarnya.***

Sumber:tempo.co
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/