Home  /  Berita  /  Umum

Ampera Salim Dianugerahi Penjaga Bahasa Minang oleh YIRMI Malaysia

Ampera Salim Dianugerahi Penjaga Bahasa Minang oleh YIRMI Malaysia
Penasehat Sosio Budaya Kerajaan Malaysia, DR. Tan Sri Dato'Sri Utama Rais Yatim, memberikan penghargaan kepada Ampera Salim di ISI Padang Panjang, Kamis (8/10/2015).
Kamis, 08 Oktober 2015 23:27 WIB
Penulis: jontra
PADANG PANJANG, GOSUMBAR.COM - Mantan Menteri Penerangan Malaysia berdarah Minang, yang saat ini menjabat sebagai Penasehat Sosio Budaya Kerajaan Malaysia,  DR. Tan Sri Dato'Sri Utama Rais Yatim, memberikan penghargaan kepada beberapa media dan jurnalis di Sumatera Barat.

Salah seorang yang menerima penghargaan itu adalah Ampera Salim. Sosok Ampera Salim yang merupakan salah seorang Wartawan Senior Sumatera Barat ini dinilai sebagai salah seorang yang dipandang konsisten menjaga bahasa Minangkabau dalam menekuni dunia tulis menulis di Sumatera Barat.

Ampera Salim  menerima penghargaan itu, selaku  Kontributor Harian Padang Ekspres, Kamis,(8/10/2015) di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.  

Selain Ampera Salim, Redaktur Senior Metro Andalas Alwi Karmena, Redaktur Pelaksana Harian Singgalang Sawir Pribadi, Pemred RRI Padang Heranof,  Pemred Metro Andalas Eko Yance Edrie juga ikut menerima penghargaan itu.

Pria yang suka pakai peci putih itu, kini  menjabat  Kabag Humas Pemko Padang Panjang. Mengawali karier sebagai jurnalis di Tabloid Limbago Padang tahun 1993. Selanjutnya alumni Fakultas Hukum Unand dan S2 Fisip UGM Yogyakarta, itu juga pernah menjadi wartawan Harian Terbit,  Jakarta koresponden Sumbar tahun 1996-2001.

Setelah menjadi PNS 1997, mantan Pemimpin Redaksi Tabloid Lentera ini memperkuat Tabloid Tuah Sakato yang diterbitkan Biro Humas Kantor Gubernur Sumbar.

Sejak tahun 2006 sampai 2015, Ampera Salim yang dikenal A.S. Patimarajo menulis kolom Bakambang Kato di Koran Padang Ekspres setiap hari Minggu.  Selain Bakambang Kato dia juga menulis cerita parodi berbahasa Minang dengan tokoh  si Samiak dan si Mayin di koran yang sama lebih kurang tiga tahun (2012-2015).

Bakambang Kato merupakan kolom yang mengupas arti bahasa Minangkabau yang lazim digunakan nenek moyang Minangkabau masa lampau. Bahasa Minang banyak  memakai kiasan. Hanya orang yang paham saja tahu artinya.

"Bahasanya cuma dua kata, tetapi maknanya cukup dalam dan luas. Ini istilahnya kalau dibalun sabalun kuku, kalau dibentangkan selebar alam," kata Ampera menjelaskan arti kata kata dalam rubrik Bakambang Kato yang ditulisnya selama sembilan tahun di Padang Ekspres.

Rais Yatim melihat isi kolom Bakambang Kato ini sebagai salah satu upaya penulisnya melestarikan bahasa Minangkabau. Karena itu disela peluncuran buku Kamus Baso Minangkabau yang ditulis Yos Magek Bapayuang, Rais Yatim didampingi Ketua PWI Sumbar Basril Basyar, memberikan penghargaan kepada Ampera Salim dan beberapa wartawan lainnya.

Menurut Rais Yatim, saat ini sangat sedikit orang Minang yang mencintai bahasa ibu mereka. "Malah bila berjumpa sesama orang Minang di perantauan mereka memakai bahasa lain. Begitu juga dengan orang Minang Malaysia, sering abai dengan bahasa pusaka," katanya.

Disebutkan juga oleh Rais, dia memiliki pengalaman pribadi ketika berjumpa dengan orang Minang di Ibukota Jakarta. "Inyo manyapo ambo, kapan datang katonyo. Padohal inyo tahu ambo ko urang Minang," ujar Rais.

Menyikapi hal yang demikian, setiap pembicaraan dengan orang Minang, Rais Yatim mengatakan, dia tetap konsisiten memakai bahasa Minang. Walaupun lawan bicaranya memakai bahasa Indonesia, tukasnya.

Penghargaan untuk wartawan yang konsisten menulis dalam bahasa Minang ini, terlaksana berkat kerjasama PWI Sumbar dengan YIRMI (Yayasan Ikatan Rakyat Malaysia Indonesia) yang dipimpin Rais Yatim. Ini baru pertama kali terlaksana, semoga ini berkelanjutan, harapnya.(**)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/