Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
14 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
4 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
4
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
3 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Seorang Bayi Usia Tiga Bulan Meninggal di Pasaman, Ada Indikasi Akibat Kabut Asap

Seorang Bayi Usia Tiga Bulan Meninggal di Pasaman, Ada Indikasi Akibat Kabut Asap
ilustrasi
Jum'at, 23 Oktober 2015 11:12 WIB
Penulis: .
PASAMAN - Korban tewas akibat bencana kabut asap terus bertambah. Bayi bernama Salsabila Nadifa yang berusia tiga bulan, warga Utanauli, Nagari Tarung-Tarung, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, meninggal akibat terpapar kabut asap setelah dirawat selama sepuluh menit di RSUD Lubuk Sikaping.

Seorang Dokter di RSUD Lubuk Sikaping, Dr Khairunnisa, di Lubuk Sikaping, Kamis mengatakan, ada masalah di paru-paru bayi itu, apakah dia korban kabut asap atau tidak belum bisa dijelaskan, namun, dari ciri-ciri ditemukan ada indikasi korban meninggal akibat terpapar asap.

"Begitu tiba di RSUD, badan kondisi bayi membiru, mengindikasikan ada gejala paru-paru dan badan lemas, denyut jantung 40 per menit. Kondisi bayi sudah kritis. Kita menangani bayi sekitar 10 menit, dan nyawanya tak tertolong lagi. Kamis sore, sekitar pukul 16.00 WIB almarhumah menghembuskan napas terakhir," kata Khairunnisa, seperti dikutip merdeka.com dari Antara.

Sebelum dibawa ke RSUD tersebut, almarhumah Salsabila Nadifa, yang merupakan anak pertama dari pasangan Asmarani (23) dan Gusrizal (29), di daerah tempat tinggalnya saat ini diselimuti asap pekat, yang merupakan kabut asap kiriman, di mana pada Kamis (21/10) ada pada level berbahaya.

"Sejak lahir kondisi anak saya sehat-sehat saja, namun pagi sebelum ia meninggal dia saya bawa bermain ke luar rumah, saat kabut asap begitu pekat," kata orang tua almarhumah, Asmarani.

Setelah itu, kata Asmarini, anaknya mulai mengalami gejala aneh, dan kesulitan bernapas, melihat kondisi anaknya, ia dan suaminya langsung melarikan anaknya ke Puskesmas terdekat.

"Setelah dibawa ke Puskesmas sekitar pukul 15.00 WIB, mereka menyarankan Salsabila dirujuk ke RSUD Lubuksikaping," jelasnya.

Ia menambahkan, dari keterangan dokter yang menangani, anaknya itu mengalami penyempitan saluran pernapasan, namun tidak jelaskan secara rinci apa penyebabnya.

"Anak saya sejak lahir normal, dia sehat tak pernah sakit," katanya.

Sementara itu, Zuraidah (63), nenek korban menduga cucunya tewas akibat terpapar asap, setelah sang ibu membawa cucunya itu bermain di luar rumah di pagi hari.

Jenazah baru diantar ke rumah duka, dengan ambulans ke rumah duka di Rao, sekitar pukul 18.30 WIB, setelah sebelumnya dilakukan observasi terhadap bayi tersebut.

Sehubungan dengan itu, dari data BPBD setempat, kualitas udara Kabupaten Pasaman, masuk pada level berbahaya juga berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKG) yang melaporkan, tingkat pencemaran udara di daerah itu mencapai 465 Ug/meter persegi.

Kualitas udara yang menjadi tolak ukur udara di daerah itu, yakni di daerah Kototabang, di mana untuk kategori Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masuk kategori berbahaya, di mana untuk ISPU sehat seharusnya dengan PM10 antara 1 sampai 50 ug/m3.(mdk)

Sumber:merdeka.com
Kategori:Pasaman, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/