Home  /  Berita  /  Peristiwa

Alami Sesak Nafas, Siswi SMA di Bukittinggi Ini Dilarikan ke Posko Darurat

Alami Sesak Nafas, Siswi SMA di Bukittinggi Ini Dilarikan ke Posko Darurat
Siswi SMA di Bukittinggi yang mengalami sesak nafas, Rabu, (28/10/2015) sore.
Rabu, 28 Oktober 2015 20:38 WIB
Penulis: jontra
BUKITTINGGI, GOSUMBAR.COM - Diduga mengalami sesak nafas, seorang siswi SMA di Kota Bukittinggi bernama Veni (16) dilarikan ke Posko Tanggap Darurat Kabut Asap yang terletak di halaman Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jalan Panorama Bukittinggi sekitar pukul 18.06 WIB, Rabu (28/10/2015).

Peristiwa ini diketahui saat sejumlah anggota Komunitas BMW Sumbar membagi-bagikan masker gratis kepada padagang dan pengunjung Jam Gadang. Ada sebanyak 22 kotak masker yang disebar. Namun disaat aksi tersebut berjalan, mendadak seorang anak pedagang mengeluh sesak nafas.

Melihat hal tersebut, anggota Komunitas BMW Sumbar langsung membawa korban ke Posko Tanggap Darurat Kabut Asap. Di tempat itu, korban diberi bantuan pernafasan dengan menggunakan tabung oksigen.

“Veni adalah anak seorang anak pedagang di Jam Gadang. Memang, hampir setiap hari, anak ini membantu orangtuanya berjualan di Jam Gadang. Mungkin karena Ia tak tahan lagi menahan sesak nafas, makanya orangtua Veni mengizinkan anaknya untuk kami bawa ke posko, untuk mendapat perawatan. Kebetulan jarak dari Jam Gadang ke posko tidak terlalu jauh,” ujar Ivan Haykel, Ketua Komunitas BMW Sumbar.

Sementara itu, ketika diwawancarai GoSumbar, Veni mengaku telah mengalami sesak nafas sekitar dua minggu lalu. Ia juga mengakui, selama ini tidak pernah memiliki riwayat penyakit sesak nafas.

“Awalnya, sesak nafas itu dialami waktu saat pergi sekolah. Memang waktu itu, kabut asapnya sedikit tebal. Namun saat itu, saya masih bisa menahan. Tapi karena memang gak punya masker, sesak nafas itu tak mau hilang sampai kini. Rasanya sangat menyesak,” ujar Veni.

Veni dan orangtuanya tidak pernah mengetahui jika di Bukittinggi memiliki Posko Tanggap Darurat Kabut Asap. Memang, posko itu baru efektif dan baru diresmikan Pemko Bukittinggi pada Selasa 27 Oktober 2015 lalu.

Veni juga tidak mengetahui jika pelayanan kepada korban asap dilakukan secara cuma-cuma alias gratis. Semenjak merasakan sesak nafas Veni mengaku belum pernah memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit, karena takut membayar mahal.

Setelah menjalani perawatan medis sekitar 15 menit, kondisi Veni mulai berangsur membaik. Namun Ia masih mengkhawatirkan jika sesak nafas yang dialaminya akan kambuh lagi ketika berada di rumah atau di sekolah.

Dari keterangan petugas posko, Veni yang beralamat di Pintu Kabun Bukittinggi merupakan korban kabut asap pertama yang datang dan mendapat tindakan medis di posko itu. (**)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77