Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
14 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
2
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
14 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Hukum

Tiga Warga Sumbar Tewas Ditembak Polisi Malaysia, Keluarga Mengadu ke LBH

Tiga Warga Sumbar Tewas Ditembak Polisi Malaysia, Keluarga Mengadu ke LBH
Jum'at, 21 Agustus 2015 09:59 WIB
Penulis: Arie MF
PADANG, GOSUMBAR.COM - Tiga warga asal Pesisir Selatan, Sumbar, tewas ditembak polisi Malaysia di kawasan Batu Pahat, Johor Bahru, karena dituduh melakukan perampokan. Pihak keluarga yang curiga dengan tuduhan tersebut, meminta bantuan hukum LBH Padang, Kamis (20/8).

Keluarga almarhum Siwis (32), satu dari tiga WNI yang tewas ditembak polisi Malaysia itu, mengaku ada beberapa kejanggalan yang dirasakan pihak keluarga, dan berharap bantuan LBH untuk mendapatkan kepastian hukum atas kejadian tersebut.

"Kami datang ke LBH, karena ada beberapa kejanggalan. Dari sejumlah dokumen yang kami terima dari Malaysia, tidak ada penjelasan dan kronologis lengkap tentang perampokan yang dilakukan oleh keluarga kami itu, hingga akhirnya ditembak," kata Is Sugiarto di kantor LBH Padang, Padang.

Ia menceritakan secara urut versi keluarga sejak awal mendapatkan informasi mengenai penembakan WNI di Malaysia, hingga akhirnya jenazah Siwis (32), dikebumikan di kampung halaman Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.


"Awalnya pada 26 Juni 2015, isteri almarhum yang tinggal di kampung mendapatkan informasi dari kerabat sekampung di Malaysia, bahwa ada penembakan WNI di Bukit Jelutung oleh kepolisian Malaysia dan tidak memiliki dokumen. Sang isteri langsung mencoba menghubungi suaminya beberapa kali, namun handphone suaminya itu tidak aktif," katanya.

Setelah itu, katanya, sang isteri pun menelpon Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk memastikan informasi penembakan itu. Saat itu KBRI menjawab benar, dan meminta pihak keluarga datang ke Malaysia.

Menerima permintaan itu, Is Sugiarto kemudian memutuskan berangkat ke Malaysia pada 9 Juli 2015, dan bertemu dengan Kepolisian Malaysia pada 10 Juli 2015, didampingi staf KBRI.

"Saat bertemu itu, kepolisian menceritakan bahwa terjadi kasus perampokan oleh tiga WNI tiga. Dimana dua orang menggunakan senjata parang, dan satu orang senjata api berkekuatan angin di sebuah perumahan elit," jelasnya.

Pihak kepolisian, katanya, mengaku mendapat perlawanan dan dihadang, sehingga akhirnya melepaskan tembakan. Kemudian jasadnya dibawa ke kamar jenazah Hospital Tengku Ampuan Rahimah.

"Setelah itu baru diketahui ternyata salah seorang adalah Siwis, keluarga saya, dan ada bekas tembakan di bagian dadanya. Saya ingin mengambil gambar saat itu, tapi tidak dibolehkan, dua jenazah lainnya saat ini masih di rumah sakit," kata Is Sugiarto.

Ia mengatakan, kegelisahan yang dirasakan pihak keluarga saat ini adalah tentang kronologis perampokan versi polisi tersebut. Karena tidak ada keterangan secara rinci dan tertulis, tentang perampokan yang dituduhkan kepada Siwis.

"Keterangan yang saya dapatkan hanya lisan, ketika saya bersama orang kedutaan bertemu dengan polisi di sana. Sedangkan dalam dokumen secara tertulis hanya menerangkan tewas di tempat karena penembakan atas perbuatan perampokan," ujarnya.

Is Sugiarto berharap, dengan mendatangi LBH ia bisa mendapatkan kronologis tentang perampokan yang dituduhkan itu. Selain itu juga berharap pemerintah Indonesia ikut mempertanyakan perihal kebenaran perampokan yang dituduhkan.

Saat ditanyai tentang proses pemulangan jenazah, ia mengatakan dilakukan sendiri dengan dana pribadi dari Malaysia, hingga ke Sumatera Barat. Hanya saja ia minta negara membantu pemulangan dua jenazah yang masih di Malaysia itu.

"Kedua yang lainnya itu asal Pesisir Selatan juga, tapi beda kecamatan. Saat ini masih di Malaysia, keluarga mengalami kesulitan pembiayaan," jelasnya.

Sedangkan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Era Purnama Sari, mengatakan laporan itu telah diterima. Untuk selanjutnya pihak LBH akan melakukan koordinasi dengan mitra LBH mengenai perkara itu agar mendapatkan kejelasan.

"Pihak keluarga berhak tahu secara detail tentang kejahatan yang dituduhkan itu, karena telah menewaskan anggota keluarganya. Sekaligus juga perlu dicari tahu perihal penembakan tersebut, karena penggunaan senjata api tidak bisa asal menembak saja," jelasnya.

Selain itu jika melihat posisi tembakan ketiga orang itu, katanya, tembakan yang diberikan bukanlah bersifat peringatan atau melumpuhkan, tapi mematikan. Karena tembakan Siwis adalah di bagian dada, dua jenazah lainnya di bagian kening, dan punggung.

"Kami akan berusaha maksimal, sekaligus berharap pemerintah juga meminta kronologi resmi kejahatan yang dituduhkan, hingga berujung pada tewasnya warga negara," jelasnya.***

Sumber:suara.com
Kategori:Pesisir Selatan, Hukum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/