Home  /  Berita  /  Hukum

Setelah Pra Rekonstruksi Digelar Polisi, Dugaan Suami Bunuh Isteri di Sungai Puar Kian Menguat

Setelah Pra Rekonstruksi Digelar Polisi, Dugaan Suami Bunuh Isteri di Sungai Puar Kian Menguat
Pra Rekonstruksi digelar Polres Bukittinggi di rumah tempat kejadian peristiwa.
Jum'at, 20 November 2015 11:04 WIB
Penulis: jontra
AGAM, GOSUMBAR.COM - Kasus penemuan pasangan suami istri (pasutri), Dila (22) dan Rian Fitra (24), yang bersimbah darah di Jorong Limo Suku, Nagari Sungai Puar Kecamatan Sungai Puar Kabupaten Agam, Rabu 18 November 2015 sekitar pukul 05.30 WIB lalu, mulai menimbulkan titik terang.

Saat melakukan pra rekonstruksi oleh Polres Bukittinggi diperagakan sebanyak 27 adegan oleh sejumlah saksi. Dalam pra rekonstruksi itu diketahui, ternyata ada upaya dari Rian Fitra untuk bunuh diri dengan cara ingin menggorok lehernya sendiri. Namun upaya itu berhasil digagalkan oleh adik kandungnya bernama Randa (17).

Sama seperti yang dikatakan oleh Randa kepada polisi sebelumnya, saat mendengar ada suara ribut dan anak menangis, Randa yang tidur di kamar belakang jadi terbangun. Ia sempat lompat jendela saat masuk rumah, karena antara rumah bagian belakang dan depan terkunci.

Saat berhasil masuk dalam kamar kakak kandungnya yang tidak terkunci itu, Randa melihat kakak kandungnya itu sedang menusukkan pisau ke arah istrinya (Dila). Fakta ini semakin memperkuat bukti jika Rian Fitra lah yang menusuk istrinya.

Namun ketika mengetahui kedatangan Randa, Rian Fitra langsung meletakkan pisau di lehernya. Namun dengan cepat Randa menahan tangan kakak kandungnya untuk me­nggagalkan aksi bunuh diri itu. Butuh tenaga ekstra bagi Randa, karena pisau itu digenggam erat oleh kakak kandungnya.

Jika sebelumnya Randa mengaku lupa dimana meletakkan pisau tersebut, namun pada pra rekonstruksi tersebut, Randa jadi ingat jika pisau itu ditaruh di meja bagian belakang.

“Tujuan digelarnya Pra rekonstruksi ini untuk mensinkronkan keterangan saksi dengan kejadian yang sebenarnya. Ternyata, tidak banyak perubahan dari keterangan saksi dengan kejadian yang sebenarnya,” ujar Kapolsek Banuhampu Kompol Jerizal Jarun.

Menurut Jerizal Jarun, saat ini pihaknya belum bisa meminta keterangan dari Rian Fitra, karena masih harus mendapatkan perawatan medis di RSAM Bukittinggi. Jika nanti kondisinya mulai membaik, pihaknya akan meminta keterangan Rian Fitra, ungkapnya.

Menurut pandangan keluarga mereka, Rian Fitra dengan Dila adalah pasangan yang rukun. Bahkan pada Senin (16/11/2015) malam, atau beberapa jam sebelum kejadian tersebut, pasangan ini masih akur dalam suasana makan malam. Peristiwa berujung maut ini sangat mengagetkan pihak keluarga, karena sebelumnya memang tidak pernah terjadi pertengkaran.

Sebelumnya Rian Fitra berprofesi sebagai sopir kampas ini memang sering melakukan perjalanan. Namun sekitar sebulan lalu, Rian Fitra mencoba peruntungan mencari pekerjaan di Jakarta. Namun tak bertahan lama, Rian kembali ke kampung halamannya.

Nenek Rian Fitra, Ratna menyebutkan,“saat itu, Rian bilang tak betah kerja di Jakarta, karena sering dimarahi majikan. Makanya dia pulang sekitar 15 hari lalu. Saat pulang Ia dikasih uang sama majikan sebesar Rp200 ribu. Namun dari famili di Ja­karta, Rian dapat uang lagi Rp500 ribu. Agar irit, dia naik truk dari Jakarta ke Bukittinggi,” sebutnya.

Dikatakan juga oleh Ratna, Rian tidak melanjutkan perjalanan dengan truk ke Bukittinggi, dan berhenti di Ombilin Danau Singkarak, dengan alasan merasa dibuntuti dan dikejar oleh se­seorang. Namun kepada Ratna, Rian tidak menjelaskan secara detail siapa orang yang dimaksudnya. Akhirnya, adik kandung Rian bernama Noval yang berinisiatif menjemput Rian pulang dari Ombilin.

“Rasanya semenjak pulang dari Jakarta itu, Rian sering merasa ketakutan dan merasa ada orang yang mengikutinya. Tingkahnya jadi sedikit aneh dan tidak seperti biasanya. Kami juga berencana untuk membawa Rian berobat karena tingkahnya itu,” ungkap sang nenek.

Seperti diberitakan gosumbar sebelumnya, warga Jorong Limo Suku Nagari Sungai Puar Kecamatan Sungai Puar Kabupaten Agam digemparkan dengan penemuan pasangan suami istri (pasutri) yang tergeletak bersimbah darah di kamarnya sekitar pukul 05.30 WIB, Selasa (17/11/2015).

Saat ditemukan, sang istri bernama Dila telah dalam kondisi  yang sekarat. Jiwanya tak tertolong saat belum lama tiba di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Diduga Dila telah banyak mengeluarkan darah, karena di sekujur tubuhnya ditemukan banyak luka tusukan benda tajam.

Dari hasil visum rumah sakit, Dila mengalami luka robek pada bagian perut. Selain itu, juga ditemukan belasan luka tusukan pada bagian punggung, serta bagian tangan. Sementara sang suami bernama Rian Fitra me­ngalami kritis. Dari hasil visum, terdapat tujuh luka tusukan pada bagian perut Rian.(**)

Kategori:Agam, Hukum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77