Pergerakan Saham Lamban, Investor Khawatirkan Ketegangan Turki-Rusia
Penulis: Calva
Saham-saham Tokyo misalnya, dibuka 0,34 persen lebih rendah pada Rabu, karena yen menguat dan kegelisahan atas penembakan jet tempur Rusia oleh Turki menekan pasar, setelah kenaikan beruntun selama lima sesi. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo turun 68,05 poin menjadi 19.856,84 di awal perdagangan, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama turun 0,37 persen atau 5,96 poin menjadi 1.599,98.
Penurunan saham-saham Tokyo menyusul kenaikan moderat di Wall Street setelah saham-saham terkait minyak bumi terangkat oleh reli di pasar minyak setelah insiden penembakan di perbatasan Suriah.
”Turki menembak jatuh pesawat Rusia ini tentunya bukan peristiwa positif untuk pasar — ini bukan sesuatu yang kita bisa abaikan dan terus mendorong harga saham lebih tinggi,” Chihiro Ohta, manajer umum informasi investasi SMBC Nikko Securities Inc, mengatakan kepada Bloomberg News.
Adapun pasar saham Australia dibuka datar pada Rabu, karena pedagang mencari tempat berlindung yang aman (safe haven) di tengah kegelisahan setelah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah-Turki.
Indeks acuan S&P/ASX200 naik 0,3 poin atau 0,01 persen menjadi diperdagangkan di 5.226,7, sementara indeks All Ordinaries turun 1,1 poin atau 0,02 persen menjadi 5.278,1. Saham-saham energi mendapat dukungan pada Rabu setelah harga minyak naik di tengah berita Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah-Turki, memicu kekhawatiran ketegangan baru di wilayah yang kaya minyak tersebut.
Tapi pasar AS cukup tenang. Sentimen menunggu dan melihat kemungkinan berlanjut.” Penguatan yen juga memukul beberapa saham eksportir karena dolar tergelincir menjadi 122,45 yen dari 122,55 yen pada Selasa di New York. Investor Jepang juga menunggu data ekonomi baru pekan ini — termasuk angka inflasi, pengangguran dan pengeluaran — serta rincian paket stimulus pemerintah. Pada Selasa, data pemerintah AS memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto kuartal ketiga ekonomi utama dunia itu mencapai 2,1 persen. (***)
Sumber | : | Suarakarya.id |
Kategori | : | Ekonomi |