Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
Umum
22 jam yang lalu
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
2
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
Umum
22 jam yang lalu
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
3
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
Olahraga
23 jam yang lalu
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
4
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
5
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
Umum
22 jam yang lalu
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

Ketua DPP PAN Ini Dilewakan Menjadi Anak Kemenakan di Suku Guci Pintu Kabun

Ketua DPP PAN Ini Dilewakan Menjadi Anak Kemenakan di Suku Guci Pintu Kabun
Prosesi adat diterimanya salah seorang Ketua DPP PAN menjadi anak kemenakan di Suku Guci Pintu Kabun, Bukittinggi, Minggu 22 November 2015.
Senin, 23 November 2015 12:29 WIB
Penulis: jontra
BUKITTINGGI, GOSUMBAR.COM - Prosesi sakral Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Taslim yang diterima menjadi kemenakan (malakok) di Suku Guci Pintu Kabun Kota Bukittinggi, Minggu (22/11/2015) berlangsung secara sederhana di Rumah Gadang Suku Guci Pintu Kabun, Bukittinggi.

Rangkaian acara ini dimulai dari kedatangan ninik mamak Suku Chaniago Baso Kabupaten Agam, yang bersilaturrahmi dengan ninik mamak Suku Guci di Pintu Kabun. Setelah melalui prosesi musyawarah yang kental dengan nuansa adat Minangkabau, akhirnya Taslim diterima sebagai kemenakan Suku Guci Pintu Kabun.

Menurut Datuk Tan Mangedan selaku Ninik Mamak Suku Guci Pintu Kabun, tidak ada masalah untuk mengangkat seseorang sebagai kemenakan di Suku Guci, selagi orang yang bersangkutan menjunjung tinggi nilai adat dan agama.

“Dengan diangkatnya beliau (Taslim) sebagai kemenakan kami di Suku Guci, maka beliau akan akan dilibatkan dalam setiap kegiatan, baik kegiatan adat ataupun kegiatan lainnya,” sebut Datuk Tan Mangedan.

Jika di Kabupaten Agam, Taslim berasal dari Suku Chaniago, namun di Bukittinggi Taslim melekat di Suku Guci. Menurut Taslim, selaku orang Minang, Ia akan menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau.

Karena Bukittinggi berbeda adatnya dengan Agam. Sesuai filosofi Minang, Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung yang artinya, dimana berada, maka adat setempatlah dipakai.

"Saya benar-benar ingin menyatu dengan Kota Bukittinggi. Kalau tidak paham dan tidak punya mamak, seandainya terbentur persoalan di Bukittinggi secara adat, tentu nanti yang menyelesaikannya adalah mamak (keluarga) di Bukittinggi," ungkapnya.

“Saya merasa tersanjung saat diterima di Suku Guci, dan saya akan mendalami lebih jauh adat dan budaya Suku Guci ini. Ini salah satu misi saya untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang ada di tengah masyarakat, sehingga setiap orang yang ingin menyatu dengan warga Bukittinggi harus melakukan seperti ini, tidak seenaknya saja masuk kampung orang lain,” ujar Taslim, yang juga merupakan calon walikota Bukittinggi.

Terkait alasan memilih Suku Guci, menurut Taslim, tidak ada Suku Chaniago di Bukittinggi, sehingga dipilih suku yang sama dan setali serta lebih dekat dengan Suku Chaniago, dan pilihan itu ada di Suku Guci, ungkapnya.(**)

Kategori:Bukittinggi, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/