Deteksi Longsoran, Tim Geologi UGM dan BPBD Agam Pasang EWS di Nagari Baringin Palembayan
Penulis: jontra
"Tentu saja dengan keberadaan alat ini, kita berharap dapat mendeteksi ancaman pergerakan tanah pada saat musim penghujan tiba. Alat tersebut di pasang dua hari lalu dan akan diujicoba secara bersama oleh tim geologi Universitas Gajah Mada, Rabu (18/11/2015) siang ini bersama warga masyarakat di Nagari Baringin Kecamatan Palembayan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Bambang Warsito.
Disebutkan juga oleh Bambang, lokasi pemasangan alat EWS, sebelumnya diarahkan dipasang di Kecamatan Palembayan atau Malalak serta di Palupuh. Tetapi berdasarkan hasil survei lokasi maka alat pendekteksi dini longsor ditetapkan oleh Tim UGM di Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan sekitarnya,
"Pemasangan enam unit alat EWS, yang ditanam di lokasi daerah rawan longsor, sasaran alat EWS yang dipasang di utamakan yang berdampak langsung terhadap warga masyarakat sekitar daerah longsoran,” jelasnya.
Sehingga akan mengurangi resiko bagi korban. Bila alat berbunyi dengan sendirinya warga masyarakat sudah akan mengetahui akan ada longsor dan warga masyarakat di minta siap siaga dan mencari lokasi daerah aman.
Dengan selesainya pemasangan alat pendeteksi dini terhadap bahaya longsor, selama tiga hari, pihak Tim UGM dan BPBD Agam akan melakukan sosialisasi dan simulasi kepada seluruh warga masyarakat sekitar lokasi dampak bahaya longsor di Kenagarian Baringin sekitarnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Agam Yunaidi menyampaikan, sesuai hasil survei tim menetapkan pemasangan alat EWS di Nagari Baringin Kecamatan Palembayan dengan melibatkan tim geologi, tim teknis sipil dan tim sosial serta tim mitigasi bencana.
"Pemasangan alat tersebut disepakati oleh pihak nagari dan Camat Palembayan dan BPBD Kabupaten Agam," ujarnya.
Alat deteksi longsor dari UGM yang dipasang terdiri dari ektensometer, tilmeter dan curah hujan, Namun, sebelum alat tersebut dipasang tim dari UGM melakukan kajian peta lokasi daerah resiko rawan bencana. dengan hasil penilaian.
"Tim bersama BPBD menentukan lokasi mana saja yang kita anggap beresiko terancam dampak longsoran," ungkapnya.
Tidak hanya pemasangan alat pendeteksi dini tetapi pihak tim UGM dan BPBD juga membentuk kelompok siaga bencana dari warga setempat yang kemudian dilatih untuk melakukan perawatan alat tersebut. Juga untuk mengetahui cara kerja alat dan mengetahui prosedur tentang proses mitigasi dan evakuasi apabila terdapat ancaman bahaya di kawasan tersebut.
Menurut anggota Tin Geologi UGM, selain di Agam beberapa alat EWS juga di pasang di 6 lokasi di Sumatera Barat yaitu, dua alat di Agam satu alat lainnya di Aceh, Pariaman, Pesisir Selalatn dan Tanah Karo.
Menurut Ikhwan, alat EWS ini mampu mendeteksi gerakan tanah hingga 1 milimeter. Namun begitu deteksi gerakan tanah menyesuaikan kondisi lokasi geologi dan struktur tanah tersebut, pungkasnya. (**)
Kategori | : | Agam, Pemerintahan |