Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Internasional
3 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
3
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
1 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
60 menit yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77

Pertimbangan Kemanusiaan, Rusia Pulangkan Lebih 200 Anak-anak Eks ISIS

Pertimbangan Kemanusiaan, Rusia Pulangkan Lebih 200 Anak-anak Eks ISIS
Sekelompok orang berdemo menolak pemulangan eks ISIS. (tagar.id)
Kamis, 13 Februari 2020 13:26 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia memutuskan tidak akan memulangkan warga Indonesia yang pernah bergabung dengan ISIS. Namun namun masih mempertimbangkan memulangkan anak-anak eks ISIS yang berusia di bawah 10 tahun.

Berbeda dengan Indonesia, Rusia justru sudah memulangkan lebih 200 anak-anak eks ISIS yang berusia di bawah 18 tahun pada akhir 2019 lalu. Rusia mengambil kebijakan itu karena pertimbangan kemanusiaan.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan, dipulangkannya anak-anak eks ISIS ini telah melewati kajian yang berdasarkan masing-masing kasus.

Dikutip dari Tirto.id yang melansir dari Antara, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan kepada awak media di Jakarta, Rabu (12/2/2020), usai dipulangkan, anak-anak tersebut kemudian dikembalikan ke keluarga masing-masing yang masih berada di Rusia, atau dibawa ke panti asuhan.

Isu pemulangan anak-anak warga Rusia eks ISIS kembali ke negara tersebut, menurut Lyudmila, melewati kajian yang berdasarkan masing-masing kasus.

''Pemerintah Rusia terus memantau apa yang terjadi dan bagaimana orang-orang dari Rusia berpartisipasi dalam kegiatan terorisme ini. Ini adalah masalah yang sangat rumit dan saya menggarisbawahi bahwa pengkajiannya berdasarkan masing-masing kasus,'' kata Lyudmila.

Anak-anak tersebut kembali dipulangkan ke keluarga di Rusia, apabila mereka masih memiliki anggota keluarga di Negara Beruang Merah itu. Meski tidak menjelaskan secara detail usia anak-anak yang dipulangkan, Lyudmila menyebut mereka semua berusia di bawah 18 tahun.

Saat ditanya apakah ada kekhawatiran jika anak-anak tersebut terpapar paham radikalisme atau menjadi ancaman dalam situasi keamanan domestik, Lyudmila yakin mereka bisa diedukasi, dan hal tersebut menjadi tanggung jawab keluarga dan/atau pemerintah Rusia. Menurutnya aspek kemanusiaan adalah bagian penting dari isu tersebut.

''Mereka adalah anak-anak, tentu kami memulangkan mereka. Ancaman pasti ada tetapi mereka anak-anak. Mereka dapat diberikan edukasi oleh keluarga dan pemerintah. Ini masalah serius,'' ujarnya.

Isu pemulangan warga negara yang terlibat jaringan terorisme di luar negeri, termasuk ISIS, menjadi permasalahan bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Tidak Pulangkan

Berbeda dengan Rusia, pemerintah Indonesa akhirnya memilih untuk tidak memulangkan WNI eks ISIS. ''Karena kalau teroris foreign terrorist fighter (FTF) ini pulang, itu bisa menjadi virus baru yang membuat rakyat merasa tidak aman,'' kata Menkopolhukam Mahfud MD usai rapat dengan Presiden Joko Widodo.

Meski demikian pemerintah masih akan mempertimbangkan pemulangan anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun yang termasuk teroris lintas batas itu.

''Dipertimbangkan setiap kasus. Apakah anak itu di sana ada orang tuanya atau tidak,'' katanya.***

Editor:hasan b
Sumber:trito.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77