Dua Biarawati Hamil, Gereja Katolik Lakukan Penyelidikan Besar-besaran

Dua Biarawati Hamil, Gereja Katolik Lakukan Penyelidikan Besar-besaran
Ilustrasi. (int)
Kamis, 07 November 2019 17:13 WIB
SISILIA - Pihak Gereja Katolik melakukan penyelidikan besar-besaran terhadap kasus hamilnya dua biarawati. Dua biarawati itu hamil setelah kembali dari pekerjaan misionaris di Afrika.

Dikutip dari sindonews.com, salah seorang biarawati yang bermarkas di sebuah biara di pegunungan Nebrodi di Sisilia, tidak menyadari bahwa dia hamil sampai dia berkonsultasi dengan dokter tentang sakit perut.

Biarawati yang berusia 34 itu telah dipindahkan ke Palermo, di mana dia diharapkan akan melahirkan bayi yang dikandungnya.

Dalam kasus kedua, biarawati di Ragusa, Italia, juga ditemukan hamil beberapa minggu setelah mengunjungi negara asalnya, Madagaskar. ''Ada kekhawatiran pada berita ini,'' kata seorang sumber Vatikan kepada The Sun, yang dikutip Rabu (6/11/2019).

''Tampaknya kedua wanita itu kembali ke negara asal mereka dan jelas memiliki semacam bentuk hubungan seksual,'' ujarnya.

''Investigasi telah diluncurkan. Mereka berdua melanggar aturan kesucian yang ketat, tetapi kesejahteraan anak-anak mereka paling utama,'' imbuh dia.

Gereja Katolik telah diam-diam menjalani gerakan #MeToo sendiri selama beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak biarawati yang datang mengeluh tentang pelecehan seksual sistematis.

Pada 2013, Pastor Anthony Musaala, seorang imam Katolik dari Uganda, menulis surat terbuka di mana dia menuduh para imam dengan banyak kasus terlibat dalam apa yang disebut "penghubung seksual" dengan biarawati.

Untuk itu, dia diskors dari gereja sampai dia setuju untuk mengeluarkan permintaan maaf.

Sekelompok biarawati di Cile menceritakan tentang pelecehan mereka oleh para pastor dan biarawati lainnya dalam sebuah film dokumenter televisi tahun 2018 mengatakan atasan mereka tahu tentang hal itu tetapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya.

Salah satu orang dalam gereja mengatakan kepada AP; ''Wanita yang ditahbiskan harus didorong untuk berbicara ketika mereka dianiaya.''

''Para uskup harus didorong untuk menanggapinya dengan serius, dan memastikan para imam dihukum jika bersalah,'' katanya.

Pada bulan Maret tahun ini, Lucetta Scaraffia, mantan editor jurnal Katolik Women Church World mengungkap pelecehan seksual endemik biarawati dan mengatakan bahwa banyak imam telah membayar aborsi rahasia untuk menyembunyikan bukti.

Pada tahun ini pula, pemimpin Vatikan Paus Fransiskus secara terbuka mengakui bahwa banyak biarawati telah mengalami pelecehan seksual. Dia menggambarkannya sebagai masalah yang serius.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77