Begini Penjelasan BMKG Tentang Gempa Magnitudo 7,1 di Maluku Utara

Begini Penjelasan BMKG Tentang Gempa Magnitudo 7,1 di Maluku Utara
Ilustrasi dampak gempa bumi. (lp6c)
Senin, 08 Juli 2019 06:46 WIB
JAKARTA - Gempa bumi dengan magnitudo 7,1 mengguncang Maluku Utara dan sekitarnya, Ahad (7/7), pukul 22:08:42 WIB. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengumumkan peringatan dini tsunami, namun kemudian dicabut.

Dikutip dari tribunnews.com, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa magnitudo 7 yang mengguncang Maluku Utara itu merupakan gempa bumi dangkal.

''Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada lempeng Laut Maluku,'' ujar Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Senin (8/7/2019).

Dwikorita menjelaskan, gempa ini memiliki mekanisme sesar naik akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur.

Akibatnya, lempeng laut Maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe. Getaran paling kuat dirasakan di Bitung dan Manado.

Menurut Dwikorita, guncangan dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI atau dirasakan oleh hampir semua penduduk di mana orang banyak terbangun dan di Ternate III-IV MMI atau dirasakan orang banyak di dalam rumah.

BMKG, tambah dia, hingga saat ini belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan, gempa bumi berpotensi tsunami dengan level waspada untuk wilayah pantai timur Minahasa dan Minahasa Utara bagian selatan.

Sementara itu, BMKG telah mencabut peringatan dini tsunami pada Senin (8/7/2019) pukul 00.09 WIB.

BMKG mencatat, hingga pukul 00.54 WIB, ada 19 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

''Sesuai prosedur, kami terus memonitor mengingat di sekitar episentrum di dasar laut ada beberapa gunung aktif dan batuan rapuh. Dikhawatirkan, getaran gempa bumi menyebabkan longsor. Kami juga berkoordinasi dengan PVMBG,'' ujar Dwikorita.

Sementara itu, seiring dengan dicabutnya peringatan potensi tsunami oleh BMKG, Dwikorita meminta masyarakat kembali ke daerah masing-masing meski harus tetap waspada terhadap gempa susulan.

''Selain itu, tetap tenang dan pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG,'' jelas Dwikorita lagi. ***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/