Dikutip dari kumparan.com, kemunculan lubang tersebut didahului gemuruh dan dentuman keras. Lubang tersebut muncul di area persawahan milik warga setempat.
Pada 6 September 2018 lalu, di kampung dan area yang sama, lubang serupa juga pernah terbentuk, dengan diameter kurang lebih enam meter dan kedalaman sekitar 10 meter. Jarak lubang lama dengan sekarang hanya sekitar empat meter, namun diameter lubang yang sekarang dinilai lebih panjang dari yang lama.
Warga Kampung Legoknyenang, Cece Sudirman (50), sempat berpikir bahwa itu merupakan lubang yang sudah ada dan kemudian melebar. Namun ternyata, itu adalah lubang baru.
''Sempat mendengar suara gemuruh kemudian ada dentuman keras, sekitar pukul 04.00 WIB, jaraknya sekitar empat meter dari lubang yang lama,'' katanya di lokasi kejadian, Ahad (28/4).
Warga sekitar yang mendengar suara gemuruh berhamburan keluar untuk memeriksa kondisi lubang tersebut. Saat kejadian, sebagian listrik milik warga langsung padam.
Senada dengan Cece, warga bernama Yogi Prayoga (24), mengaku sempat merasakan getaran seperti gempa berbarengan dengan suara gemuruh yang terdengar ratusan meter dari lokasi.
''Malam tadi hujan besar cukup lama sekitar tiga jam, menjelang subuh saat hujan mulai reda getaran disertai gemuruh itu muncul. Suaranya juga cukup kencang hingga terdengar sekitar 150 meter oleh warga,'' ungkapnya.***
