Pengajian Bawa Bendera Tauhid, Komunitas Royatul Islam Dicurigai Polisi Reinkarnasi HTI

Pengajian Bawa Bendera Tauhid, Komunitas Royatul Islam Dicurigai Polisi Reinkarnasi HTI
Ilustrasi bendera tauhid. (republika.co.id)
Rabu, 10 April 2019 10:22 WIB
JOMBANG - Kapolres Jombang AKBP Fadli Widiyanto meminta Bupati Jombang, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Jombang, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang mewaspadai keberadaan Komunitas Royatul Islam (Karim).

Permintaan itu disampaikan Kapolres Jombang melalui surat berkop Polres Jombang yang isinya menyatakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bereinkarnasi di wilayah Jombang dengan nama Komunitas Royatul Islam yang disingkat Karim.

Dikutip dari tribunnews.com, polisi mencurigai komunitas ini setelah di media sosial beredar unggahan soal aktivitas Karim. Postingan aktivitas komunitas Karim ini muncul pada 12 Maret 2019 lalu. Postingan tersebut diambil saat komunitas Karim ini mengadakan kajian di sebuah masjid Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang, pada 23 Februari lalu.

Polisi mencurigai komunitas Karim ini reinkarnasi dari HTI karena dalam aktivitasnya mereka membawa-bawa bendera tauhid mirip dengan yang dilakukan oleh HTI.

Dalam surat Kapolres Jombang itu disebutkan juga sudah ada pergeseran sasaran dakwah HTI. Jika HTI dulu menyasar komunitas kampus, maka komunitas Karim menyasar siswa SMA dan komunitas anak muda lain yang haus heroisme keislaman dan khilafah.

Kapolres Jombang, AKBP Fadli Widiyanto, belum bersedia mengomentari beredarnya surat yang ditandatanganinya tersebut. Alasannya, karena situasinya mendekati pemilu serentak 2019.

''Dan suratnya juga klasifikasi rahasia. Nanti dibahas usai pilpres saja. Biar situasinya adem dulu,'' kata Kapolres Jombang, seperti dikutip dari tribunnews.com.

Dukung Kapolres

Mantan aktivis HTI Jawa Timur, Ainur Rofiq al-Amin (Gus Rofiq), secara terus terang mendukung langkah Kapolres Jombang Fadli Widiyanto tersebut.

''Saya setuju sekali. Polisi harus tegas menyatakan reinkarnasi HTI ini berbahaya bagi keutuhan NKRI,'' kata Gus Rofiq yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang ini kepada Surya.co.id, Selasa (9/4/2019).

Setelah dibubarkan, sambung Gus Rofiq, HTI bisa lebih berbahaya karena mereka menyusup ke mana-mana. Mereka juga bereinkarnasi, misalnya seperti yang terdeteksi oleh polisi Jombang, dalam Komunitas Royatul Islam (Karim).

''Jumlah aktivis HTI yang bereinkarnasi ini saya perkirakan ratusan orang. Mereka menyebarkan gerakan radikalisme ke dalam lembaga-lembaga pendidikan. Karena tepat Polres mengeluarkan edaran kewaspadaan itu,'' tegas Gus Rofiq.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/