Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
17 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
17 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
15 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
6
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter
Olahraga
16 jam yang lalu
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter

Ilham Omar Jadi Muslimah Pertama Duduk di Kongres AS, Ucapkan Assalamualaikum dan Alhamdulillah Saat Berpidato

Ilham Omar Jadi Muslimah Pertama Duduk di Kongres AS, Ucapkan Assalamualaikum dan Alhamdulillah Saat Berpidato
Ilhan Omar. (republika.co.id)
Selasa, 13 November 2018 20:43 WIB
WASHINGTON - Ilhan Omar dan Rashida Tlaib menjadi Muslimah pertama duduk di Kongres AS.

Dikutip dari republika.co.id, Omar menang di daerah pemilihan di Minnesota. Ia terpilih dengan suara meyakinkan mengalahkan calon dari Partai Republik. Kemenangannya membuat kongres di AS kian beragam karena tak lagi didominasi oleh kelompok atau golongan tertentu.

Dalam pidatonya pekan lalu, Omar memulai dengan kata ''assalamualaikum''. Kata yang menjadi simbol umat Islam dan memiliki arti semoga kedamaian bersama Anda''.  ''Waalaikumsalam,'' jawab para pendukung Omar yang mengelu-elukan namanya.

Tak hanya dengan salam, Omar juga memulai pidato dengan rasa syukur kepada Allah SWT. ''Alhamdulillah,'' kata Omar yang mengucapkan pujian bagi Allah itu tiga kali, seperti dilansir Huffingtonpost.

Para suporternya pun tersenyum dan mendengar antusias. Omar menjadi Muslimah pertama yang mengenakan hijab di kongres. Kehadiraannya muncul di tengah meningkatnya gelombang serangan Islamofobia di tanah Paman Sam tersebut.

Penelitian New America Foundation dan American Muslim Initiative baru-baru menemukan dua dari lima penduduk non-Muslim Amerika berpendapat Islam tidak sesuai dengan nilai-nilai AS.

Menurut penelitian tersebut, sebanyak 56 persen orang Amerika percaya bahwa Islam kompatibel dengan nilai-nlai AS. "Sementara, 42 persen mengatakan tidak," ujar pernyataan dalam penelitian, seperti dikutip laman Aljazirah. 

Sekitar 60 persen penduduk percaya bahwa Muslim AS patriotik dengan yang lain. Sementara, 38 persen dari mereka tidak.

Margari Hill, direktur pelaksana Muslim Anti-Racism Collaborative mengatakan, penggunaan kata assalammualaikum adalah hal biasa yang disampaikan Muslim setiap hari. Kata ini bersifat orisinal dan meneguhkan.

"Bagi Muslim yang menggunakan kata ini untuk mendoakan kebaikan menurut keimanan, ini merupakan kata yang natural,'' ujarnya. ''Setiap hari mereka memakainya. Saya melihat Muslim. Saya pun memberikan salam. Bahkan saya kerap menggunakan (kata ini) saat di depan massa,'' katanya menambahkan.

Adapun alhamdulillah merupakan kata bentuk kerendahan hati seorang Muslim. Kata-kata ini juga menjadi bahasa lisan warga Afro-Amerika dan memengaruhi musik hip hop. ''Kita juga tak memejamkan mata ketika warga Kristiani memakai kata-kata sesuai keimanan mereka dalam pidato,'' ujar Hill.

Menurut Hoda Hawa dari Muslim Public Affairs Council, penggunaan kata yang disampaikan Omar tak ada bedanya dengan anggota kongres atau tokoh publik yang mengucapkan terima kasih ke Tuhan atas keberhasilan ini.

Hawa berpendapat, terpilihnya Omar membuat keberagaman komunitas terwakili di Kongres AS. "Kehadirannya merupakan inspirasi bagi Muslim Amerika yang tertarik menjadi politikus."

Omar merupakan seorang imigran Somalia berusia 36 tahun. Ia berimigrasi ke AS saat remaja. Omar mengalahkan kandidat dari Partai Republik Jennifer Zielinski.

Distrik Minnesota telah memungkinkan politik progresif untuk berkembang. Omar terpilih sebagai kandidat Demokrat di distrik yang berhaluan kiri ini dengan program kesehatan untuk semua, upah minimum 15 dolar AS, dan kuliah gratis.

Omar mengatakan, ''politik ketakutan'' yang ditawarkan oleh Presiden Trump memotivasinya untuk ikut dalam pemilihan ini.

''Ini adalah distrik yang sangat tertarik untuk memastikan nilai-nilai progresif kami terwakili dan mereka tahu satu-satunya cara mereka akan terus diwakili adalah jika kami memiliki orang-orang yang tidak akan hanya berpikir tentang mengirim mereka ke Washington, tetapi tentang mendapatkan progresif lainnya ke Washington,'' katanya dalam wawancara dengan MinnPost.

Omar menghadapi serangan Islamofobia selama kampanyenya. Ia dituduh pernah menikah dengan saudara laki-lakinya dan memiliki hubungan dengan teroris.

Laura Loomer, seorang provokator sayap kanan dan jurnalis yang dikenal anti-Muslim juga menabrak sebuah acara kampanye Omar bersama dengan Tlaib. Ia bertanya dengan keras tentang Hamas dan aurat perempuan. Namun, serangan-serangan itu tidak memengaruhi pemilih.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwww