Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
13 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
2 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
4
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
2 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Data BNPB, 5.000 Orang Hilang Ditelan Tanah Rengkah dan Lumpur di Balaroa dan Petobo

Data BNPB, 5.000 Orang Hilang Ditelan Tanah Rengkah dan Lumpur di Balaroa dan Petobo
Kawasan Petobo berubah menjadi lumpur usai diguncang gempa 7,4 SR, Jumat (28/9) lalu. (republika.co.id)
Minggu, 07 Oktober 2018 21:21 WIB
PALU - Gempa 7,4 SR menyebabkan likuifaksi di Balaroa dan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sebanyak 5.000 orang dilaporkan hilang akibat likuifaksi di dua kawasan tersebut.

Likuifaksi adalah fenomena tanah rengkah dan mengeluarkan air, kemudian menjadi lumpur sehingga kehilangan kekuatan untuk menahan benda-benda yang ada di atasnya.

Dikutip dari okezone.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, data 5.000 orang hilang akibat likuifaksi itu berdasarkan informasi dari Kepala Desa Balaroa dan Petobo.

''Balaora dan Petobo mengalami fenomena likuifaksi pada saat gempa 7,4 skala richter mengguncang Kota Palu dan sekitarnya pada 28 September yang lalu,'' ujar Sutopo Sutopo di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (7/10/2018).

Sutopo menambahkan, likuifaksi merupakan fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa. Secara keseluruhan rumah yang rusak di Balaroa akibat fenomena itu mencapai 1.045 unit.

''Sementara jumlah rumah yang terdampak likeufaksi di kawasan Petobo sebanyak 2.050 unit. Permukiman di sana tepat berada di jalur sesar gempa,'' sambungnya.

BNPB, kata Sutopo, masih melakukan verifikasi mengenai jumlah korban yang hilang. Tidak menutup kemungkinan laporan itu keliru. ''Karena bisa saja ada penduduk yang mengungsi ke daerah lain, namun dianggap hilang,'' tegasnya.

  Dia menjelaskan, sealin melakukan verifikasi data korban, pihaknya juga akan terus berupaya melakukan evakuasi di Petobo dan Balaroa.

BNPB menargetkan upaya evakuasi dapat selesai pada 11 Oktober 2018. ''Bila korban tak ditemukan maka akan dinyatakan hilang,'' pungkasnya.***

Editor:hasan b
Sumber:okezone.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/