Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
24 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
2
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
24 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
3
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
24 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
4
Suami Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi
Hukum
23 jam yang lalu
Suami Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77

Pemuda Muhammadiyah Sesalkan Sikap Kepolisian yang Tidak Usut Pihak-pihak Pengancam Ustaz Abdul Somad

Pemuda Muhammadiyah Sesalkan Sikap Kepolisian yang Tidak Usut Pihak-pihak Pengancam Ustaz Abdul Somad
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjuntak. (int)
Selasa, 04 September 2018 15:43 WIB
JAKARTA - Ustaz Abdul Somad (UAS) membatalkan berdakwah di berbagai kota di Pulau Jawa karena mendapat ancaman dari berbagai pihak.

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyayangkan keputusan UAS membatalkan sejumlah tausyiahnya di beberapa kota di Jawa itu.

''Dakwah harus terus berjalan, dengan pembatalan tersebut seolah UAS membiarkan perilaku antidemokrasi dan kebencian menang,'' ujar Dahnil kepada sindonews, Selasa (4/9/2018).

Dahnil menegaskan, UAS tidak boleh membiarkan para pelaku intimidasi berlaku dengan cara pikir yang mundur. Bila benar ada tekanan dan intimidasi kepada UAS, keluarga dan tim, Dahnil menyebut ada banyak tokoh-tokoh perlawanan dalam sejarah Indonesia mengalami tekanan tapi tidak pernah mundur selangkah pun.

''Itu watak dai pejuang. Saya berharap UAS mengedukasi publik agar tidak kalah dengan intimidasi dan sikap anti demokrasi dan anti toleransi dan memastikan aparat bertugas sebagaimana mestinya,'' kata Dahnil.

Tak hanya mengkritisi sikap UAS, Dahnil juga menyesalkan sikap polisi yang tidak memproses pihak-pihak yang mengancam dan mengintimidasi. Bagi Dahnil, intimidasi adalah ancaman serius bagi kebebasan bersyerikat dan berpendapat.

Terlebih ancaman dan intimidasi gangguan kondusivitas itu terjadi terhadap acara keagamaan yang harusnya dilindungi negara.

''Nalar sehatnya, harusnya aparat bertanggung jawab mengamankan. Penyelenggara dan UAS tak perlu khawatir dengan ancaman tersebut. Bila ada yang benar mengancam dan intimidasi, polisi bertanggung jawab menangkap siapa saja. Terang mereka adalah radikalis antitoleransi dan anti demokrasi,'' tutur Dahnil.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77