Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Remaja Tembak Mati 8 Siswa dan 2 Guru di Santa Fe High School Gara-gara Cinta Ditolak

Remaja Tembak Mati 8 Siswa dan 2 Guru di Santa Fe High School Gara-gara Cinta Ditolak
Suasana di Santa Fe High School usai penembakan brutal Jumat lalu. (detik.com)
Rabu, 23 Mei 2018 21:50 WIB
SANTA FE - Penembakan brutal yang dilakukan seorang remaja pria di di Santa Fe High School di Houston, Texas, Amerika Serikat, Jumat (18/5) pagi, menyebabkan 8 siswa dan 2 guru tewas. Penembakan itu diduga dilakukan pelaku gara-gara cintanya ditolak.

Dikutip dari republika.co.id, seorang ibu dari salah satu korban penembakan brutal di Santa Fe High School mengaku bahwa pelaku telah ditolak cintanya oleh anaknya.

Sadie Rodriguez, ibu Shana Fisher (16 tahun) yang tewas dalam serangan itu, mengatakan bahwa putrinya menolaknya, padahal dia telah melakukan pendekatan terhadap putrinya sejak empat bulan lalu.

Kini remaja itu, yang diidentifikasi sebagai Dimitrios Pagourtzis (17 tahun), dipenjara karena dituduh membunuh 10 orang pada hari Jumat (18/5) pagi di sekolah menengah di Santa Fe.

''Shana akhirnya berdiri di hadapannya dan membuatnya malu di kelas. Sepekan kemudian dia menembaki orang-orang yang tidak dia sukai,'' kata Rodriguez kepada surat kabar Los Angeles Times, Senin (21/5). ''Shana adalah yang pertama.''

Rodriguez tidak dapat dihubungi untuk dikonfirmasi. Namun, jika informasi itu benar, itu akan menjadi pemotretan sekolah kedua dalam beberapa bulan terakhir yang didorong oleh penolakan.

Pada bulan Maret, seorang siswa sekolah menengah Maryland berusia 17 tahun menggunakan pistol ayahnya untuk menembak seorang siswa perempuan yang putus hubungan dengannya.

Polisi mengatakan, Pagourtzi mengaku melakukan pembunuhan pada hari Jumat setelah dia ditahan. Namun, pihak berwenang tidak memberitahukan motif apa pun untuk pembantaian itu.

Insiden itu menjadi penembakan massal keempat yang mematikan di sekolah negeri Amerika Serikat (AS) dalam sejarah modern. Sementara itu, Distrik Sekolah Independen Santa Fe (ISD) membantah laporan dari beberapa teman sekelas bahwa Pagourtzis telah diganggu, termasuk oleh pelatih sepak bola.

''Administrasi memeriksa klaim ini dan menegaskan bahwa laporan-laporan ini tidak benar,'' kata yang diungkapkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (19/5).

Sekolah itu memiliki sekitar 1.460 siswa. Menurut teman-teman sekelas, tersangka dikenal pendiam yang bermain di tim sepak bola. Pada saat kejadian, dia pergi ke sekolah dengan mengenakan jaket antiair berwarna hitam. Lalu, dia mulai melepaskan tembakan dengan pistol dan senapan.***

Editor:sanbas
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/