Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
Olahraga
5 jam yang lalu
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
2
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
Umum
4 jam yang lalu
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
3
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
Umum
4 jam yang lalu
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
4
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
Umum
4 jam yang lalu
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
5
Ivan Gunawan Minta Maaf terkait Kontroversi Video Candaan Pelecehan Seksual
Umum
3 jam yang lalu
Ivan Gunawan Minta Maaf terkait Kontroversi Video Candaan Pelecehan Seksual
6
Penyanyi Nelly Furtado Terjatuh Saat Tampil di Festival Musik Coachella
Umum
3 jam yang lalu
Penyanyi Nelly Furtado Terjatuh Saat Tampil di Festival Musik Coachella
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Mahathir Sebut Utang Malaysia Membengkak karena Korupsi Rezim Najib Razak

Mahathir Sebut Utang Malaysia Membengkak karena Korupsi Rezim Najib Razak
Mahathir Mohamad. (liputan6.com)
Senin, 21 Mei 2018 14:59 WIB
KUALA LUMPUR - Najib Razak telah membengkakkan utang Malaysia hingga tiga kali lipat lebih selama masa kekuasaannya.

Dikutip dari republika.co.id, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, sebelum Najib Razak jadi Perdana Menteri, utang negaranya tak pernah lebih dari 300 miliar ringgit. Kini, utang Malaysia telah menembus angka 1 triliun ringgit atau 251,70 miliar dolar AS.

Menurut Mahathir, meningkatnya jumlah utang ini disebabkan oleh skandal korupsi rezim sebelumnya di bawah pimpinan Najib Razak.

''Kami menemukan keuangan negara telah disalahgunakan, sehingga sekarang kita menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan masalah utang yang telah meningkat menjadi satu triliun ringgit,'' kata Mahathir, yang berbicara untuk pertama kalinya di hadapan staf kantor perdana menteri, Senin (21/5).

''Kami tidak pernah berurusan dengan ini sebelumnya. Sebelumnya, kami tidak pernah menghadapi utang lebih dari 300 miliar ringgit, tetapi sekarang telah naik menjadi 1 triliun ringgit,'' tambah dia.

Dalam pekan pertamanya menjabat kembali sebagai perdana menteri, Mahathir mengumumkan pajak barang dan jasa (GST) berbasis global akan bernilai nol mulai 1 Juni. Pemerintahnya kemudian akan bekerja untuk menggantikannya dengan pajak penjualan dan jasa (SST).

Mahathir juga berjanji akan memperkenalkan kembali subsidi bahan bakar selain menyingkirkan GST. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen koalisinya untuk menurunkan biaya hidup yang semakin meningkat.

Namun, menurut lembaga pemeringkat Moody's, langkah-langkah fiskal Mahathir tanpa ada tindakan pengimbangan akan memperluas defisit fiskal Malaysia. Pemerintahan Najib sebelumnya telah merencanakan untuk mengumpulkan 43,8 miliar ringgit atau 11,05 miliar dolar AS pada 2018 dari GST, sekitar 18 persen dari total pendapatan negara.

Najib  membantah klaim oposisi bahwa utang federal telah meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan di bawah pemerintahannya. Menurutnya, utang yang berjumlah sekitar 50,9 persen dari PDB pada Juni 2017 masih berada di bawah batas pemerintah, yaitu 55 persen.

Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) telah memanggil Najib untuk bisa memberikan kesaksian pada Selasa (22/5). Panggilan ini merupakan bagian dari penyelidikan terkait SRC International, yang pernah menjadi bagian dari 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib dipanggil MACC beberapa hari setelah polisi menggerebek enam tempat yang terkait dengan propertinya. Penggerebekan ini juga bagian dari investigasi terhadap dana investasi negara 1MDB yang didirikan Najib pada 2009.

Barang-barang yang disita dari properti Najib di Kuala Lumpur termasuk 284 kotak berisi tas-tas mewah dan lusinan tas besar yang berisi uang tunai dan perhiasan. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/