Dibangun atas Bantuan Gereja Katolik, Masjid Hotorget di Swedia Tak Digunakan Shalat Subuh Berjamaah

Dibangun atas Bantuan Gereja Katolik, Masjid Hotorget di Swedia Tak Digunakan Shalat Subuh Berjamaah
Masjid Hotorget di Stockholm, Swedia. (tribunnews.com)
Minggu, 29 April 2018 10:52 WIB
STOCKHOLM - Masjid Hotorget di Stockholm, Swedia, tidak seperti masjid lazimnya. Masjid ini tidak memiliki kubah dan menara, sebab terletak di sebuah basement (dasar) apartemen di kawasan Apelbergsgatan.

Dikutip dari tribunnews.com, jarak masjid ini tidak jauh dari pusat keramaian di Stockholm, daerah Vasagatan. Hanya 12 menit berjalan kaki atau sekitar 1,2 kilometer, akan tetapi cukup sulit menemukan lokasi masjid Hotorget.

Satu-satu petunjuk di masjid tersebut adalah coretan cat berwarna hitam bertuliskan 'N 34' tepat di depan pintu masjid. 'N 34' merupakan nomor pintu dari apartemen.

Saat Tribun datang pada pukul 22.30 sang penjaga masjid sempat tidak memperbolehkan masuk karena katanya waktu shalat Isya sudah lewat.

''Waktu shalat Isya sudah lewat, masjid ini sudah tutup sejak jam 22.00,'' kata penjaga masjid.

Memang di pengumuman yang ditempel di pintu masjid dikunci dan ditutup rapat pada pukul 22.00.

Namun setelah Tribun menjelaskan maksud kedatangan, sang penjaga masjid langsung mempersilakan masuk dan hanya diberi waktu 15 menit. Ternyata, di dalam ada beberapa jamaah yang sedang membaca kitab suci Alquran.

''Oke silakan kalau mau shalat tapi hanya 15 menit,'' ujarnya.

Masjid ini tidak luas, hanya muat kira-kira untuk 40 jamaah laki-laki dan perempuan. Para jamaahnya pun sebagian besar berasal dari luar Swedia alias imigran, seperti Gambia, Ethiopia, Amerika Serikat serta Bangladesh.

James, seorang muslim asal Texas, Amerika Serikat yang sudah lama menetap di Swedia mengatakan saat salat Subuh tiba masjid dikunci, tidak ada jamaah yang datang.

''Saat Subuh tidak ada orang di sini, pintu terkunci rapat, kami tidak mau mengganggu para penghuni apartemen,'' ujar James.

Namun saat waktu shalat Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya tiba masjid ramai didatangi jamaah.

''Kami harus tetap tenang, penghuni apartemen jadi terganggu kalau kita ramai datang kesini. Biasanya mereka (jamaah) salat di rumah masing-masing," kata James.

Sejak 1973

James lalu menjelaskan, masjid Hotorget sudah ada sejak tahun 1973. Pria yang sebelumnya lama tinggal di Finlandia ini juga bercerita bahwa pihak gereja Katolik dekat kawasan Apelbergsgatan banyak berjasa membangun masjid.

''Kamu tahu ada gereja Katolik dekat sini, mereka yang membantu kita berada di sini sejak 45 tahun lalu. Mereka memberikan tempat untuk muslim beribadah di sini,'' kata James.

Pemerintah Swedia juga lanjut James juga cukup bersahabat kepada para pemeluk agama Islam. Begitu pula para warganya.

''Tidak seperti di AS dimana para muslim selalu dicap jelek dan buruk,'' kata James.

Selain bercerita banyak tentang masjid Hotorget, James juga berharap khususnya kepada muslim di Swedia untuk mendoakan saudara-saudaranya sesama pemeluk agama Islam di Palestina dan Suriah. James juga ingin konflik antara Israel dan Palestina cepat selesai serta damai.

''Israel dan Palestina sudah lama bertikai saya hanya berdoa dan berharap agar ada kedamaian di sana,'' harap James.  ***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/