Prabowo Mengaku Disogok Agar Pensiun Sebagai Ketum Gerindra dan Tak Mencapres

Prabowo Mengaku Disogok Agar Pensiun Sebagai Ketum Gerindra dan Tak Mencapres
Prabowo Subianto. (tribunnews)
Selasa, 24 April 2018 15:42 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku ada yang mencoba menyogok dirinya agar mau pensiun sebagai Ketum Gerindra dan tidak mencalonkan diri sebagai presiden pada 2019.

Prabowo mengungkapkan hal itu dalam pidatonya yang diunggah dalam akun Facebook partainya. ''Saya mau ditawar uang banyak untuk jangan nyalon. Saya juga ditawar proyek dan uang banyak supaya turun jadi ketua umum partai. ‘Pak Prabowo kalau bisa pensiun saja.’ Memang aku inginnya juga istirahat,'' papar Prabowo Subianto dalam potongan video tersebut.

Dikutip dari republika.co.id.co, Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mujahid membenarkan potongan video tersebut. Video tersebut diambil ketika Prabowo berpidato pada acara temu kader di daerah pemilihan (dapil) XI Jawa Barat dalam rangka konsolidasi pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Menurut Sodik, ada kekuatan dari luar partai yang mencoba menyuap Prabowo untuk tidak menduduki tampuk kepemimpinan Partai Gerindra. ''Ketika Ketua Umum Gerindra (Suhardi) wafat, ada kekuatan luar Gerindra yang minta dan iming-iming materi agar Prabowo tidak ambil posisi sebagai ketua umum Gerindra,'' ujar Sodik saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (23/4).

Tidak hanya itu, kata dia, selain diminta tidak mengambil posisi sebagai ketua umum Partai Gerindra, Prabowo juga diminta tidak mencalonkan diri atau maju dalam pemilihan presiden (pilpres). Namun, Sodik enggan membeberkan oknum yang mencoba menyuap Prabowo. ''Karena untuk pertimbangan kami tidak berhak menyampaikannya ke media/publik,'' ujar Sodik.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menganggap pidato yang disampaikan Prabowo sebagai hal yang wajar. Sebab, di mata Dasco, Prabowo adalah sosok apa adanya, tidak ada yang hal disembunyikan. Menurut dia, kalau ada yang berupaya menyuap atau menyerangnya, Prabowo justru bertambah semangat dan tetap berjuang.

''Pak Prabowo memang begitu, apa adanya. Jadi, apa yang disampaikan justru membuat beliau tambah semangat nyapres,'' kata dia, Senin.

Harus Buka Siapa Orangnya

Sementara olitikus Partai Keadilan Sejahterah (PKS) Nasir Djamil menyarankan agar Prabowo Subianto membuka siapa yang telah mencoba menyogoknya.

''Menurut saya, Prabowo harus menjelaskan kepada publik siapa yang mengancamnya dan memintanya untuk tidak maju dalam pilpres 2019,'' ujar Nasir kepada Republika.co.id, Selasa (24/4).

Dia mengatakan, video yang sudah terpublikasi akan memprovokasi seluruh pendukung Prabowo di Indonesia. Sebab, dia mengatakan, mereka telah dibuat penasaran atas ancaman tersebut.

Dia berpendapat jika tidak dibuka ke publik, tuduhan tersebut justru akan berbalik menyerang Prabowo. Dia mengatakan, publik akan menganggap ancaman tersebut hanya manuver politik Prabowo.

''Jika tidak diberitahu, tentu publik akan menilai publikasi soal ancaman itu mungkin manuver politik belaka. Sebab, sebagai tentara Sapta Marga, sangat pantang kalau ada yang mengancam Prabowo,'' kata dia. 

Kendati demikian, Nasir menghormati keputusan Prabowo untuk membuka atau tidak mengenai ancaman tersebut. Di sisi lain, Nasir menambahkan, sebagai kader PKS, dia tidak ingin ada aksi premanisme pada penyelenggaraan pemilihan presiden (pilpres) nanti. 

''Sebagai kader PKS, saya tentu tidak ingin ada kelompok yang menggunakan pendekatan premanisme dalam politik. Apalagi jika benar hal itu dilakukan terhadap Pak Prabowo,'' ujar Nasir.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/