Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
23 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
22 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
22 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
21 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
5
Timnas 3X3 Tutup Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024 dengan Petik Dua Kemenangan
Olahraga
21 jam yang lalu
Timnas 3X3 Tutup Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024 dengan Petik Dua Kemenangan
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Lagi, Dua Harimau Masuk ke Pemukiman dan Serang Sapi Warga Teluk Meranti Pelalawan

Lagi, Dua Harimau Masuk ke Pemukiman dan Serang Sapi Warga Teluk Meranti Pelalawan
Harimau (ilustrasi)
Kamis, 12 April 2018 09:17 WIB
PANGKALANKERINCI - Belum tuntas masalah harimau yang menyerang warga Indragiri Hilir, Riau, kini masalah yang sama juga terjadi di Pelalawan. Dua harimau masuk ke pemukiman warga Teluk Meranti dan menyerang sapi.

Warga setempat sempat ketakutan karena sebelumnya tidak pernah ada harimau sampai memakan ternak. ''Terakhir kali kejadian seperti ini tujuh tahun lalu, waktu itu harimau menyerang kambing," kata Ujang Kirai, warga Telukmeranti, pemilik sapi yang diterkam harimau, Rabu (11/4/2018), dilansir goriaumcom dari republika.co.id.

Dia menjelaskan, satwa belang itu menyerang seekor sapinya yang masih berusia lima bulan pada Senin (9/4/2018) malam, sekitar pukul 22.00 WIB. Rumah Ujang Kirai di Teluk Meranti berada tak jauh dari Sungai Kerumutan dan Jalan Lintas Bono. Sungai tersebut mengarah ke Kawasan Suaka Margasatwa Kerumutan, yang menjadi habitat harimau Sumatra.

Kejadian penyerangan itu disaksikan langsung oleh istri dan anak Ujang, sedangkan dirinya sedang ke luar rumah untuk membeli pulsa telepon. Istri dan anaknya mendengar teriakan sapi dan menyangka ada orang yang ingin mencuri ternak mereka. Ujang mengikat sapi-sapi mereka di kebun kelapa sawit yang berjarak 30 meter dari rumah.

"Di tengah gelap orang rumah saya terkejut ketika sinar senter menyinari mata harimau. Karena ketakutan, mereka langsung lari dan menelepon saya," ujarnya.

Ketika tiba di rumah, Ujang langsung mengecek kondisi namun tidak menemukan apa-apa karena situasi sekeliling sangat gelap. Baru ketika matahari muncul keesokan harinya, Ujang menemukan banyak jejak-jejak harimau dan seekor sapinya terluka parah di punuk hingga sebelah kakinya.

Sapi malang tersebut terluka parah karena gigitan harimau, sehingga terpaksa disembelih. Dari bekas jejak-jejak yang ada, kuat dugaan ada dua harimau yang menyerang ternaknya."Jejak-jejaknya banyak. Kelihatannya ada dua harimau karena ada yang jejaknya besar-besar milik harimau dewasa dan ada jejak harimau yang lebih kecil," tutur Ujang.

Seorang warga lainnya, Jasri Nando mengatakan sebagian warga kini merasa ketakutan karena kejadian itu. Padahal, masyarakat setempat memang sudah terbiasa melihat jejak harimau dan mendengar suaranya saat bertani di kebun karet maupun kelapa sawit. Apalagi, daerah Teluk Meranti juga tidak jauh dari hutan Kerumutan. "Tapi baru kali ini harimau menyerang ternak, makanya banyak juga warga ketakutan," imbuhnya.

Nando berharap pemerintah, khususnya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau segera menyikapi kasus penyerangan harimau tersebut.

”Selama ini warga tidak pernah mengganggu harimau. Kami harap ada solusi agar kedua-duanya dilindungi. Warga dilindungi, dan harimau juga dilindungi," ungkapnya.

Kasus konflik harimau Sumatra (panthera tigris Sumatrae) di Riau pada tahun ini mengalami peningkatan. Kasus yang paling mematikan adalah akibat harimau Sumatra liar, yang diberi nama Bonita, di daerah Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Daerah tersebut masih dalam satu lansekap Kerumutan, yang berbatasan dengan tempat kejadian di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Bonita telah menyerang ternak dan menyerang dua warga hingga tewas. Namun, hingga kini tim BBKSDA Riau belum berhasil menangkapnya meski tim khusus bentukan badan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu sudah memburunya selama 99 hari terakhir. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:Republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/