Politisi Sejumlah Parpol Besar di Indonesia Disebut Jadi Pelanggan Wanita Cinderella Escorts di Jepang, Habiskan Rp170 Juta Per Bulan
Dikutip dari tribunnews.com, beberapa orang dari politisi tersebut bahkan menghabiskan uang 10 ribu euro (sekitar Rp170 juta) per bulan demi wanita-wanita tersebut.
''Ada beberapa politisi Parpol terkemuka Indonesia yang memakai jasa wanita CE. Dia menikmati kehidupan mewah salah satu wanita CE setiap bulan dengan 10.000 euro tanpa seks,'' ungkap Jan Zakobielski, pemilik dan pendiri CE yang masih berusia 19 tahun dalam wawancara eksklusif Tribunnews.com dengannya lewat email.
Saat ditanya identitas politisi tersebut, Jan menolak membeberkannya.
''Saya tidak akan mengungkapkan rincian data nasabah kami. Itu pasti. Ini adalah informasi yang sangat rahasia. Demikian pula soal transaksi kami, finansial kami tak akan kami ungkapkan.''
Jan Zakobielski mengaku benar-benar telah melakukan kontak dan kontrak dengan para politisi tersebut. ''Tentu saja kami telah melakukan kontrak dengan mereka. Saya tidak bisa berbicara tentang nama mereka. Kami sudah menyelesaikan kontrak dengan baik dan kami rahasiakan dengan baik. Saya hanya bisa memberi tahu Anda beberapa info lebih eksklusif. "
"Misalnya, ada politisi Indonesia yang minta untuk membersihkan rumah wanita CE yang dibayarnya, melayaninya dan memijat kaki wanita tersebut. Suatu kegiatan yang memang agak aneh mungkin. Saya kira dia memiliki pembantu rumah di indonesia dan memiliki kekuatan serta pengaruh yang besar di Indonesia. Oleh karena itu dia suka untuk ber-expirience untuk hal-hal yang berlawanan juga bagi pribadinya."
Dia mengakui bahwa usianya masih 19 tahun berkewarganegaraan Jerman. ''Benar sekali saya 19 tahun saat ini dan di tahun ini akan menjadi berusia 20 tahun dan saya benar warga negara Jerman.''
Jan mengungkapkan dia ingin pindah ke Dubai. ''Karena itu adalah negara yang bagus dan cerah. Anda memiliki banyak peluang apabila berbisnis di sana.''
Jan mengaku tak pernah berurusan dengan petugas hukum. ''Di Jerman itu legal untuk memiliki agen pengawalan (escorts). Badan ini terdaftar secara resmi di pemerintahan Jerman dan membayar pajak. Dengan kata lain kita hanya melakukan hal-hal yang tidak dilarang oleh hukum Jerman. Lebih lanjut kami tidak melakukan pemesanan di negara-negara di mana prostitusi adalah ilegal. Buruk bagi negara yang membuat undang-undang menentang itu. Mereka kehilangan banyak kesempatan dan uang dan para gadis dipaksa menjadi penjahat di pasar gelap. Untuk melarang prostitusi tidak berarti bahwa itu tidak ada.''***
Editor | : | hasan b |
Sumber | : | tribunnews.com |
Kategori | : | Ragam |