Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
23 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
20 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
20 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
5
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
21 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Ibu Kos Cantik Tewas Bersimbah Darah, Tetangga Sempat Lihat Pembunuhnya Sebelum Kabur

Ibu Kos Cantik Tewas Bersimbah Darah, Tetangga Sempat Lihat Pembunuhnya Sebelum Kabur
Metha Novita, ibu rumah tangga korban pembunuhan. (tribunnews.com)
Jum'at, 02 Maret 2018 12:15 WIB
SEMARANG - Warga Beringin, Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/3), digegerkan peristiwa pembunuhan terhadap seorang Ibu rumah tangga, Metha Novita. Ibu kos berparas cantik itu ditemukan tetangganya tak bernyawa dan bersimbah darah di kamar rumahnya di Jalan Bukit Delima 9 No 17 RT 3 RW 8, Perumahan Permata Puri, Beringin, sekitar pukul 08.30 WIB.

Pada tubuh wanita berusia 38 tahun itu terdapat luka tusukan, yakni di perut sebelah kiri. 

Saat kejadian, suami korban bernama Ridal Agus Prabowo sedang berada di Jakarta. Ridal bekerja di Jakarta sebagai pegawai di salah satu bank BUMN. Metha hanya tinggal dengan anaknya di rumahnya tersebut.

Ibu dari tiga anak ini diduga menjadi korban pembunuhan oleh seorang laki-laki berperawakan kecil dengan menggunakan baju biru dan memakai helm hitam.

Metha punya tiga anak yaitu yang besar cowok masih SMP, yang tengah cewek SD klas 5 dan si bungsu cowok 4 tahun. Saat Metha ditemukan terkapar di kamar, hanya ada si bungsu yang menangis histeris. Kemudian tetangga berdatangan untuk lihat kondisi Metha.

Tetangga Metha yaitu Suprobo Ahmad Prabowo (21) sempat melihat dan berinteraksi dengan pelaku yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Metha. Korban ditemukan tergeletak tak bernyawa di rumahnya sendiri.

Suprobo yang juga seorang mahasiswa UIN Walisongo itu mengaku sempat menghampiri pelaku karena curiga lihat pelaku mondar-mandir di depan rumah.

Ia melihat pelaku berperawakan kecil, menggunakan baju biru, mengenakan helm hitam, dan sedang memarkirkan motor supra fit birunya di depan rumah korban.

''Ya kurang lebih tingginya sekitar 160 CM-165 CM. Dia makai helm dan mondar mandir di depan rumah korban. Terus saya tanyain, mau cari siapa? Orang itu ngakunya cari bu Lina (mirip pembantunya yang dulu),'' jelas Suprobo kepada Tribunjateng.com, Kamis (1/3).

Setelah berbincang dengan pelaku, ia kemudian melihat pelaku memasuki rumah Metha.

Namun tak lama kemudian, Suprobo mendengar teriakan suara.

''Saya dengar teriakan dari tetangga. Ternyata sosok bu Metha telah meninggal dunia saat saya lihat ke rumahnya. Anaknya pun masih menangis,'' lanjutnya.

Dalam hal ini, ia sempat mengambil foto kendaraan motor pelaku dengan menggunakan motor supra fit warna biru.

Terlihat Mondar-mandir

Tetangga korban menduga pelaku adalah orang yang terlihat mondar-mandir di depan rumah korban.

Kepada tetangga korban, pelaku sempat menanyakan kebaradaan L yang diketahui merupakan mantan pembantu korban.

Sutarno (80), warga Perumahan Permata Puri, mengatakan bahwa L hanya bekerja selama satu bulan (sejak bulan januari) di rumah korban.

Sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT), Lina menginap juga di rumah Metha.

''Kalau yang saya dengar, L diberhentikan sebagai pembantu oleh korban (majikan) baru-baru ini. Entah kapan, saya tidak begitu mengerti. Namun yang jelas dia tidak bekerja lagi di sana,'' terang Sutarno kepada Tribunjateng.com, Kamis (1/3/2018).

Menurutnya, semasa L bekerja sembari menginap di rumah korban, dia kerap mengajak teman-teman prianya untuk datang ke rumah.

Padahal rumah tersebut merupakan milik majikannya yakni Metha.

''Ya kalo saya lihat sebagai tetangga sih memang begitu. Banyak orang asing datang ke rumah Metha saat siang hari. Biasanya untuk menemui Lina. Mungkin karena tidak nyaman, akhirnya majikan (Metha) memberhentikan Lina dari pekerjaannya sebagai PRT,'' jelasnya.

Sementara itu, Puji (46), beranggapan sama. Ia menerangkan bahwa L memang kerap membawa teman-temannya ke rumah majikan.

''Ya kadang cewek juga ada. Kalo yang saya ngerti, Lina itu orang Boja, Kendal. Dia emang kerja sebentar di rumah bu Metha,'' tambah Puji.

Bahkan para tetangga mengaku juga melihat perempuan mirip mantan pembantu Metha bersama terduga pelaku pembunuhan.

Iya, beberapa kesaksian tetangga menambah modal bagi kepolisian untuk mengusut dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap perempuan cantik, yang ditemukan tak bernyawa di kamar di rumahnya.

Pantauan Tribun jateng, pascakejadian terdapat puluhan ibu-ibu rumah tangga berkerumun di lokasi kejadian.

Mereka tidak menyangka wanita cantik yang dikenal ramah dengan tetangga itu ditemukan meninggal.

Tiba-tiba seorang wanita berbadan gemuk masuk ke rumah Metha dengan tangis histeris.

Ia langsung masuk menuju jenazah yang sudah ditutupi kain. Tidak lama wanita tersebut di dalam, ia kemudian keluar.

''Saya akrab betul dengan mbak Metha, anaknya juga dekat dengan saya jadi nggak tega lihatnya kok bisa begini,'' terang wanita yang diketahui bernama Tinug sembari terisak.

Tinug adalah wanita yang mengajak putra terkecil yang sempat dibekap pria yang diduga pelaku.

Bersamanya, anak berusia 4 tahun itu lebih tenang setelah sempat dibekap pelaku. ''Ya saya lihat memang pelaku sempat berboncengan dengan wanita yang mirip dengan mantan pembantu Bu Metha. Sepertinya sih iya kalau dilihat dari bentuk tubuhnya,'' jelas Tinug.

Pelaku yang diduga membunuh Metha didapati berboncengan dengan seorang wanita yang mirip dengan L.

Endang (62) wanita yang tinggal di depan rumah Metha tersebut juga merasa wanita yang dibonceng pelaku mirip dengan L mantan pembantu Metha.

''Kalau dilihat tadi memang yang dibonceng itu berjilbab, pakai lengan panjang, tapi rambutnya terlihat sedikit, agak pirang mirip L itu, badannya juga mirip,'' terang Endang.

Kata Endang, pria terduga pelaku mondar mandir di depan rumah korban sekitar pukul 07.30 WIB.

''Ada kalau tiga kali, saya sempat mbatin ini orang malu bertanya sesat di jalan,'' terangnya Endang lebih lanjut.

Tidak lama setelah itu ia masuk ke dalam rumahnya. Dan sekitar pukul 08.15 Endang dengar teriakan Metha.

''Teriaknya kencang saya keluar sampai depan rumah sudah berhenti teriakannya, lalu saya lihat pagar tertutup. Saya ketuk-ketuk pagarnya kok nggak ada yang keluar. Saya panggil bu Metha juga nggak nyaut tapi saya lihat di jendela ada yang mengintip berarti kan ada orang,'' jelas Endang.

Tidak berani masuk, ia pun memanggil para mahasiswa yang mengontrak di sebelah rumah Metha.

''Setelah dicek benar memang ada orang. Mahasiswa keluar. Orang (terduga pelaku) itu keluar sambil membawa Nako, anak Metha paling bungsu. Lalu Nako dikasihkan ke Tinug itu. Dia kan memang yang akrab sama Nako. Saya sudah tua ndak kuat nggendong,'' jelas Endang.

Setelah menyerahkan Nako, Endang membeberkan bahwa pria tersebut berbicara bahwa ia kenal dengan mantan pembantu, kenal dengan Metha, juga kenal dengan Tinug. Namun ia berbicara sembari beranjak ke sepeda motornya.

''Pas naik motor saya minta anak-anak mahasiswa itu menangkap orang itu. Ditangkap dulu nanti kalau ada apa-apa suruh tanggung jawab,'' ucap Endang.

Ketika Endang berbicara seperti itu, pelaku kemudian tancap gas dan kabur. Di ujung gang perempuan yang diboncengnya sudah menunggu dan keduanya bergegas pergi.

''Baru setelah kabur dicek di dalam rumah bu Metha ternyata sudah terkapar,'' pungkas wanita berhijab tersebut.

Pengakuan beberapa tetangga terdekat korban makin menambah petunjuk kepada sosok pelaku pembunuhan tersebut. Terlebih kendaraan terduga pelaku, sempat difoto oleh warga. Ada plat nomor jelas dari sepeda motor supra fit warna biru yang mondar mandir di depan rumah perempuan cantik tersebut.

Bahkan gambar sepeda motor tersebut sudah tersebar di media sosial.

Dalam foto tersebut tampak pelaku tidak mengenakan alas kaki, dan kabur naik sepeda motornya.

Andre Fernanda (19) saksi yang tinggal mengontrak rumah persis di sebelah kediaman korban menyatakan sempat berbicara dengan orang yang diduga menjadi pelaku pembunuhan.

''Saat itu saya dengar suara teriakan kencang. Terus saya keluar rumah di depan rumah bu Metha, sudah ada ibu-ibu yang bilang ada seorang laki-laki masuk rumah bu Metha, lalu saya diminta masuk mengecek ke dalam,'' jelas Andre saat ditemui di lokasi.

Ketika dia masuk dia memang bertemu dengan seorang pria berusia sekitar 20-30 tahun yang sedang menutup mulut anak bungsu Metha yang masih berusia empat tahun.

''Saat itu masnya langsung ngomong dia kenal dengan bu Metha, kenal juga dengan mantan pembantunya. Bahkan nyebut nama. Karena sungkan saya kemudian keluar rumah Bu Metha,'' jelas mahasiswa UIN Semarang tersebut.

Saat itu Andre belum tahu bahwa Metha sudah dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar.

Ia tidak mengecek karena keadaan kamar tertutup.

Setelah ia keluar, pria yang diduga pembunuh itu juga keluar rumah Metha menuju sepeda motornya yang terparkir di depan.

''Ada ibu-ibu minta supaya menangkap dia. Tapi dia langsung tancap gas kabur,'' terang Andre.

Setelah itu, ia kemudian diminta ibu-ibu mengecek ke dalam rumah dan mendapati Metha sudah dalam keadaan tengkurap. Pantauan Tribun Jateng di rumah duka sudah ada beberapa karangan bunga ucapan duka. Beberapa ucapan duka turut berduka cita di depan rumah korban.

Berselang lima jam pascakejadian, adapun lima papan bunga terpajang di depan rumah korban.

Pantauan Tribunjateng.com di lokasi pada pukul 13.30 WIB, tampak pegawai bank cabang Semarang yang masih seperusahaan dengan suami korban mendatangi kediaman Metha.

Dugaan aksi pembunuhan ini sedang ditangani oleh petugas Unit Reskrim Polsek Ngaliyan.

Kapolsek Ngaliyan, Donny Eko Listianto akui sudah menerima rekaman CCTV yang terpasang di sekitar lingkungan rumah korban.

''Sudah kami terima. Dari rekaman sempat saya lihat, pelaku memang sempat mondar-mandir,'' jelas Kompol Donny kepada Tribunjateng.com, Kamis (1/3/2018).

Fakta sementara ini, tidak ada barang-barang korban yang hilang. Diduga pelaku melakukan pembunuhan murni.

''Kalau dilihat, pelaku tidak mengambil apapun barang di rumah. Saya belum bisa simpulkan terkait motif pelaku,'' paparnya.

Saat ini kepolisian memang sedang mencari identitas pelaku setelah selesai mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi yang berada di lokasi kejadian.

Ia memastikan tidak ada benda berharga di rumah yang hilang.

''Barang bukti yang ditemukan di lokasi adalah sandal yang diduga milik pelaku tertinggal di dalam rumah,'' terang Donny.

Maka dirinya belum bisa menyimpulkan apa pun terkait siapa yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Informasi sedang dikumpulkan dan timnya sedang melakukan pengejaran.

''Barang bukti lain ada yang motret plat nomor kendaraan pria yang diduga pelaku, itu semua nanti akan menjadi modal kami untuk mengungkap kasus ini,'' pungkas Donny.

lebih lanjut, Donny Eko Listianto menambahkan, bahwa korban diduga terbunuh karena dibekap oleh sang pelaku. Ada ditemukan luka tusukan di perut Metha. Sebagian darah tercecer hingga keluar rumah.

''Ada luka tusuk juga dan ini masih didalami. Dugaan memang ada aksi pembunuhan. Untuk motif tunggu pengembangan lebih lanjut,'' ucap Kompol Donny usai memeriksa di dalam rumah korban.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/