Data BPS, Terjadi Penurunan Konsumsi Rumah Tangga, Pemerintah Diingatkan Hati-hati
Dikutip dari sindonews.com, Suhariyanto menjelaskan, sesuai data BPS, struktur produk domestik bruto (PDB) menurut pengeluaran pada tahun 2017, pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 4,95% berdasarkan laju pertumbuhan atas dasar harga konstan 2010.
Posisi ini mengalami penurunan dibanding tahun 2016 yang sebesar 5,01%, namun lebih tinggi dibanding 2015 yang sebesar 4,96%.
Sementara jika dilihat berdasarkan distribusi atas dasar harga berlaku, konsumsi rumah tangga pada tahun lalu mencapai 56,13% atau turun dibanding tahun 2016 yang sebesar 56,62% dan 2015 56,31%.
Suhariyanto mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 yang sebesar 5,07% didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang sebesar 56,13%, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 32,16%, dan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 20,37%.
''Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan, komponen PKRT merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017,'' katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Dia mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dengan penurunan konsumsi rumah tangga tersebut. Mengingat, konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2017 sendiri, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07%.
''Peranan konsumsi rumah tangga masih dominan 56,13%. Jadi kalau ada sesuatu sedikit saja terhadap konsumsi rumah tangga akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi,'' tandasnya.***
Editor | : | hasan b |
Sumber | : | sindonews.com |
Kategori | : | Ragam |