Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
Olahraga
7 jam yang lalu
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
2
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
Umum
7 jam yang lalu
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
3
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
Umum
7 jam yang lalu
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
4
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
Umum
6 jam yang lalu
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
5
Ammar Zoni Rayakan Lebaran di Penjara Tanpa Kehadiran Keluarga
Umum
6 jam yang lalu
Ammar Zoni Rayakan Lebaran di Penjara Tanpa Kehadiran Keluarga
6
Billie Eilish Rilis Album Ketiga
Umum
6 jam yang lalu
Billie Eilish Rilis Album Ketiga
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Bocah Perempuan Kelas 1 SD yang Kecanduan Seks Dicegah Pakai Ponsel karena Dikhawatirkan . . . .

Bocah Perempuan Kelas 1 SD yang Kecanduan Seks Dicegah Pakai Ponsel karena Dikhawatirkan . . . .
(tribunnews.com)
Jum'at, 19 Januari 2018 20:08 WIB
SURABAYA - YK, bocah perempuan kelas 1 SD di Surabaya, Jawa Timur, yang kecanduan seks, dicegah menggunakan ponsel pintar. Sebab, dikhawatirkan YK akan membuka film mesum di Youtube, bila dibolehkan menggunakan ponsel pintar.

Dikutip dari tribunnews.com, Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan pemantauan terhadap bocah asal Tambak Wedi itu. Setidaknya ada dua orang psikolog dan satu psikiater yang diterjunkan untuk melakukan pengecekan rutin pada YK.

Saat ini, penggunaan obat untuk menurunkan libido bocah tersebut masih terus dilakukan.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya Nanis Chairani, lantaran perawatan masih tahap awal dan kemungkinan YK melakukan penyimpangan seksual masih tinggi, maka bocah tersebut dilarang untuk menggunakan ponsel pintar.

''Dalam kontrol ketat. Kalau mau pakai ponsel ditanyai betul untuk apa. Tidak boleh buat buka Youtube, karena dia sudah biasa menonton film porno di Youtube,'' kata Nanis, yang ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (19/1/2018).

Pihaknya juga berkoordinasi dengan orang tua bocah berusia delapan tahun itu untuk tidak mengutarakan kata-kata yang memicu hasrat atau berbau pornografi.

Sebab hal tersebut bisa jadi akan membuat proses pengobatan untukk YK menjadi lama. Sebab saat ini pemberian obat masih dilakukan oleh dokter.

Sampai hari ini psikolog masih terus datang melakukan konsultasi dengan YK. Ada dua psikolog yang didatangkan ke rumah YK.

''Sebelumnya psikolog sudah kami wanti-wanti untuk tidak berkunjung dengan kondisi yang mencolok. Agar tidak memancing penasaran para tetangga,'' katanya.

Sedangkan untuk psikiater yang menangani YK, dikatakan Nanis standby di RSUD dr Soewandhi.

Jika YK akan check up, YK yang akan datang ke rumah sakit.

Menurut Nanis, YK masih belum dibawa ke rumah aman atau shelter milik Pemkot. Ini lantaran YK masih mengidap penyakit TBC akibat tertular oleh sang nenek yang tinggal di eks lokalisasi Dolly.

''Sekarang masih belum di bawa ke rumah aman. Masih nunggu TBC nya sembuh, dan sambil melihat perkembangan obat jalannya. Kalau dirasa tidak perlu dipisahkan dari keluarga ya tidak akan dibawa ke shelter, sebab tempat paling efektif sebetulnya ya bersama keluarga,'' kata Nanis.

Sebelumnya diberitakan, YK adalah bocah perempuan kelas 1 SD yang mengidap sex addict. Ia ditangani Pemko Surabaya setelah dilaporkan orang tuanya mengalami perilaku menyimpang.

''Ia mengajari adiknya yang berusia 7 tahun, 4 tahun dan 1 tahun berciuman layaknya orang dewasa, lalu juga mengajarkan adiknya memainkan alat kelamin, dan juga YK meminta direkam saat kondisi telanjang dan memegang pantat,'' kata Nanis.

Setelah ditelusuri, YK sempat dititipkan ke neneknya yang tinggal di Dolly sejak usia dua tahun. Ia baru diambil kembali orang tuanya di tahun 2016 dan mendapati kejanggalan perilaku anaknya. ***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/