Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
17 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
2
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
17 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Profesor Yahudi Ini Gigih Bela Palestina, Ini Alasannya

Profesor Yahudi Ini Gigih Bela Palestina, Ini Alasannya
Profesor Norman G Finkelstein. (tribunnews.com)
Minggu, 17 Desember 2017 20:00 WIB
GAZA - Tidak semua orang Yahudi memusuhi Muslim Palestina. Bahkan ada yang membela Palestina dan mengkritik keras tindakan Israel yang dinilainya melakukan holocaust terhadap rakyat Palestina. Salah satu diantaranya adalah Profesor Norman G Finkelstein.

Dikutip dari tribunnews.com, dalam bukunya berjudul The Holocaust Industry, Profesor Norman G. Finkelstein menyebut bahwa Holocaust telah menguntungkan secara ekonomis bagi sekelompok orang Yahudi.

Bagi kaum Yahudi, Holocaust berarti penghancuran besar terhadap kehidupan, khususnya pembantaian massal dan keji terhadap kaum Yahudi oleh Jerman Nazi di bawah Adolf Hitler pada masa Perang Dunia II.

Lebih jauh, seperti dilansir pada Livestroum, dia banyak mengkritik otoritas Israel mengenai operasinya di Gaza. Menurut Finkelstein, Israel adalah sebuah negara yang dibangun di atas abu Holocaust.

Sekarang mereka melakukan holocaust terhadap orang-orang Palestina di Gaza. Norman G. Finkelstein (Huffpost) Dalam sebuah seminar membicarakan serangan Israel ke Palestina di Universitas Waterloo tahun 2016, ada seorang mahasiswi mengajukan pertanyaan dengan gemetar dan menangis.

''Selama berpidato, Anda memojokkan orang Yahudi, beberapa dari kami di sini Yahudi, namun Anda bahkan menyamakan mereka dengan Nazi, bagaimana Anda tega mengatakan ini? ini sangat menyinggung perasaan,'' kata mahasiswi tersebut. Sambil mengerutkan dahi pada mahasiswi itu, Dr. Finkelstein berkata tak kalah emosionalnya, Finkelstein bilang:

''Saya tidak menghormati air mata buaya Anda. Almarhum ayah saya ditahan NAZI dalam kamp Auschwitz dan almarhum ibu saya berada di Majdanek, setiap anggota dari kedua belah keluarga saya dimusnahkan, dan justru karena hal itu saya tidak akan diam saat Israel melakukan kejahatan terhadap orang-orang Palestina. Tidak ada yang lebih kejam daripada menggunakan penderitaan dan syahid mereka untuk mencoba membenarkan penyiksaan dan brutalisasi dengan pembongkaran rumah yang dilakukan oleh Israel melawan orang-orang Palestina. Jika Anda memiliki hati, Anda akan menangis untuk orang-orang Palestina.''

Dari situ kita paham, tidak semua orang Yahudi di Israel sepakat dengan cara-cara otoritas Israel yang bertindak semena-mena terhadap orang-orang Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat.

Israel Tak Terima

Israel menolak deklarasi negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI, Rabu (13/12/2017), mendesak komunitas internasional untuk menolak pernyataan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam KTT di Istanbul, Turki, tersebut sepakat menilai bahwa pengakuan AS itu ''berbahaya'' dan melanggar hukum internasional.

Namun, semua itu ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu. ''Pada akhirnya nanti kebenaran yang akan menang dan banyak negara akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,'' ucap Netanyahu.

Menurut Netanyahu, Israel berhak atas Yerusalem tidak hanya karena kota itu kenyataannya adalah ibu kota Israel, tapi juga negara itu yang bisa menjamin kebebasan beragama di Yerusalem.

''Rakyat Palestina juga seharusnya segera mengakui kenyataan tersebut demi menuju perdamaian, bukan ekstremisme,'' katanya.

Dalam KTT OKI tersebut, negara-negara anggota juga mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mengakhiri okupasi Israel di tanah Palestina. PBB juga didesak untuk mengakui bahwa Pemerintah AS bertanggungjawab atas semua konsekuensi dari pernyataannya terkait Yerusalem.

Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.

Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/