Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
19 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
20 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
18 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
6
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter
Olahraga
19 jam yang lalu
Timnas Indonesia Butuh Dukungan Penuh Suporter

Protes Keputusan Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Ratusan Muslim Shalat Jumat di Depan Gedung Putih

Protes Keputusan Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel, Ratusan Muslim Shalat Jumat di Depan Gedung Putih
Ratusan Muslim shalat Jumat di luar Gedung Putih sebagai bagian dari protes atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. (sindonews.com)
Sabtu, 09 Desember 2017 17:07 WIB
WASHINGTON - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, juga menimbulkan aksi protes umat Islam di AS. Sebagai wujud protes tersebut, ratusan Muslim melaksanakan shalat Jumat di depan Gedung Putih atau kantor Presiden AS, Jumat (8/12/2017).

Dikutip dari sindonews.com, ibadah di depan kantor Presiden AS ini sebagai respons atas seruan organisasi Muslim Amerika. Para warga Muslim menggelar sajadah di sebuah taman di depan kediaman sang presiden.

Massa Muslim juga mengenakan syal keffiyeh tradisional khas Palestina. Mereka juga membawa tulisan kecaman terkait pendudukan Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.

Pada hari Rabu, Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk mempersiapkan pemindahan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

''Trump tidak memiliki sebidang tanah pun di Yerusalem dan Palestina, dia memiliki Trump Tower, dia dapat memberikannya kepada orang Israel,'' kata Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), kepada AFP.

''Presiden memberdayakan ekstremisme religius Kristen di AS,'' ujarnya.

Berbicara bersama tokoh-tokoh terkemuka lainnya dari komunitas Muslim Amerika selama demonstrasi tersebut, Awad meminta Trump untuk mengutamakan kepentingan Amerika, bukan kekuatan asing dan lobinya di AS.

Seorang pemrotes lainnya, Zaid al-Harasheh, mengatakan kepada AFP bahwa keputusan Trump bukan untuk perdamaian. ''Dan akan menciptakan lebih banyak kekacauan,'' ujarnya, yang dilansir Sabtu (9/12/2017).

Keputusan Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel telah memicu kemarahan di dunia Muslim dan Arab.

Pada hari Jumat, bentrokan pecah antara massa Palestina dan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat dan di Jalur Gaza. Dua demonstran tewas dan puluhan lainnya cedera.

 Israel menguasai Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967 dan kemudian menganeksasinya. Namun, langkah itu tidak diakui oleh masyarakat nternasional.

Negara Yahudi tersebut menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya. Namun, orang-orang Palestina percaya bahwa Yerusalem Timur diduduki secara ilegal merupakan ibu kota negara masa depan negara mereka.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwww