Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Maafkan Pembunuh Ayahnya, Putri Jenderal DI Panjaitan: Aku Udah Gandengan Tangan dengan Anaknya Njoto

Maafkan Pembunuh Ayahnya, Putri Jenderal DI Panjaitan: Aku Udah Gandengan Tangan dengan Anaknya Njoto
Catherine Panjaitan, putri Pahlawan Revolusi Mayjen Anumerta DI Pandjaitan. (merdeka.com)
Minggu, 01 Oktober 2017 19:10 WIB
JAKARTA - Mayor Jenderal TNI Anumerta Donal Isaac (DI) Pandjaitan merupakan salah satu jenderal yang menjadi korban pembunuhan yang disebut didalangi PKI, pada 30 September 1965.

Catherine Pandjaitan, puteri DI Pandjaitan, mengaku sudah lama memaafkan pembunuh ayahnya, meski tragedi G30S PKI itu sangat membekas dalam ingatannya.

''Sejarah itu tidak akan kita lupakan, itu sejarah. Saya maafin yang membunuh, enggak ada gunanya dendam. Kamu bayangin saja gimana pedihnya. Liat maling digebukin saja enggak tega, kita suka bilang stop stop, berenti,'' ujar Catherine usai menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Minggu (1/10), seperti dikutip dari merdeka.com.

Catherine mengaku telah berdamai dengan masa lalunya. Sebab menurutnya, masa depan bangsa lebih penting daripada harus terus menerus meributkan peristiwa lampau.

''Bangsa lain udah maju deh, kita harus fokus. Rakyat Indonesia di sini sana masih banyak yang susah. Kasihan banyak anak-anak yang lain tidak mampu. Saya sendiri sedih lho,'' tuturnya.

Ia mengatakan, telah bertemu dengan keluarga yang terkait peristiwa G30S sejak lama. Permintaan maaf mereka telah dia terima sejak lama.

''Aku udah gandengan tangan sama anaknya Njoto (tokoh PKI, red), sama Ilham juga udah,'' tuturnya.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/