Direktur CIA: Cina Geser Rusia sebagai Ancaman Terbesar AS

Direktur CIA: Cina Geser Rusia sebagai Ancaman Terbesar AS
Pasukan China saat parade militer besar-besaran. Foto/REUTERS/Damir Sagolj
Kamis, 27 Juli 2017 15:36 WIB
WASHINGTON - Direktur CIA Mike Pompeo memandang Cina ketimbang Rusia dan Iran sebagai ancaman terbesar dan jangka panjang bagi Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, Beijing memanfaatkan posisinya dalam daftar ancaman spymaster AS karena ekonomi dan populasinya lebih kuat ketimbang Rusia dan Iran. Argumen bos CIA ini mengejutkan, karena selama ini Rusia selalu di peringkat atas sebagai negara yang jadi ancaman bagi Washington.

Berbicara kepada Washington Free Beacon, Pompeo menandai terorisme dan Korea Utara sebagai ancaman jangka pendek terbesar terhadap kepentingan keamanan AS. Namun, Cina, Rusia dan Iran secara berurutan dipilih sebagai ancaman terbesar jangka menengah dan jangka panjang.

”Sulit untuk memilih antara Cina, Rusia dan Iran untuk jujur dengan Anda. Saya kira jika saya harus memilihnya dengan hidung di atas yang lain, saya mungkin akan memilih Cina,” katanya Pompeo kepada Bill Gertz, editor senior Washington Free Beacon, yang dikutip Kamis (27/7/2017).

”Mereka memiliki ekonomi riil yang mereka bangun, tidak seperti Rusia yang hidup dan mati pada berapa barel minyak yang bisa mereka ambil dari tanah. Dan Iran yang turunan sektornya sangat mirip satu sama lain dan tidak dengan skala populasi Cina,” ujar Pompeo.

Menurutnya, strategi pertahanan Beijing dirancang untuk menghadapi AS. ”Mereka mungkin mencoba mencuri barang-barang kami atau memastikan mereka bisa mengalahkannya. Dan yang paling sering keduanya,” katanya. 

”Saya pikir sangat jelas ketika mereka memikirkan tempat mereka di dunia, mereka mengukur keberhasilan mereka dalam menempatkan diri mereka di dunia, di mana mereka ingin berhadapan dengan AS dan tidak melawan orang lain.”

Dia menolak untuk mengomentari laporan bahwa sejak 2012 Cina telah mensponsori spionase ofensif di AS. Namun, dia mengakui bahwa Cina melakukan “kampanye aktif” untuk hal itu.

”Ini dimulai dengan serangan komersial. Mencoba mencuri barang-barang kami. Itu berlangsung terus. Mereka selalu mencoba untuk mendapatkan sumber daya militer kami, program litbang kami dan sejenisnya. Jadi mereka punya sejarah panjang,” imbuh Pompeo.

”Tapi juga kasus bahwa orang-orang Cina telah pindah ke tempat di mana mereka, menurut saya, melihat diri mereka sebagai negara adidaya. Karenanya, ingin melakukan program spionase versi mereka dengan cara yang mencerminkan status superpower mereka,” kata Pompeo.

AS dan Cina tetap tetap mempertahankan mitra perdagangan dan investasi, meski beberapa kali terlibat “pertengkaran”, termasuk dalam sengketa Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. 

Editor:Kamal Usandi
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/