Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
18 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/

Presiden Austria Minta Semua Wanita Berjilbab Jika Islamofobia Berlanjut

Presiden Austria Minta Semua Wanita Berjilbab Jika Islamofobia Berlanjut
Para perempuan dengan busana jilbab. Presiden Austria Alexander Van der Bellen akan minta semua wanita berjilbab jika Islamofobia berlanjut di negaranya. Foto / REUTERS/ Francois Lenoir
Jum'at, 28 April 2017 11:39 WIB
WINA - Presiden Austria Alexander Van der Bellen mengatakan suatu hari nanti dia akan meminta semua wanita berjilbab jika Muslim perempuan mengalami diskriminasi di negaranya. Permintaan sebagai solidaritas kepada umat Muslim  itu akan dia serukan jika Islamofobia berlanjut.

Komentar Presiden Van de Bellen ini disampaikan kepada para siswa beberapa hari lalu. Dia meyakini bahwa hak setiap wanita untuk mengenakan apapun yang dia suka.

Namun, mengacu pada diskriminasi terhadap umat Islam di Austria, dia kemudian melanjutkan komentarnya. ”Jika ini terus berlanjut dengan Islamofobia yang menyebar luas, saatnya akan tiba ketika kita harus meminta semua wanita untuk memakai jilbab,” ujarnya, seperti dikutip Russia Today, semalam (27/4/2017).

Pernyataan Van der Bellen, yang disiarkan oleh media Austria, ORF, menuai reaksi dari publik pengguna media sosial. Komentar presiden yang akan minta semua wanita berjilbab sebagai solidaritas kepada umat Muslim itu disalahpahami publik sebagai upaya penerapan syariah Islam.

Namun, kritikan itu dijawab sang presiden dengan mengunggah sebuah posting di Facebook pada hari Rabu. Dia menekankan bahwa wanita yang memakai jilbab di negaranya sering mengalami “permusuhan publik”.

Bulan lalu, beberapa pejabat pemerintah dengan tajam mengkritik sebuah rekomendasi dari Komunitas Agama Islam di Austria (IGGO) bahwa wanita Muslim sebaiknya mulai mengenakan jilbab sejak awal pubertas. Seorang sekretaris negara negara bagian di Austria, Muna Duzdar, menolak rekomendasi itu.

Komentar Van der Bellen muncul kurang dari tiga bulan setelah pemerintah Austria mengumumkan rencana untuk melarang pemakaian jilbab yang menutup muka secara penuh di tempat publik. Rencana itu memicu demonstrasi di Ibu Kota Wina. 

Editor:Kamal Usandi
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/