Gencatan Senjata Suriah Mulai Berlaku Kamis Tengah Malam

Gencatan Senjata Suriah Mulai Berlaku Kamis Tengah Malam
Presiden Turki dan Rusia melalui percakapan telpon memutuskan gencatan senjata di Suriah mulai berlaku pada Kamis (29/12) tengah malam waktu setempat. (Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jum'at, 30 Desember 2016 10:47 WIB
DAMASKUS - Terkait upaya perdamaian di Suriah, Turki dan Rusia sepakat bahwa gencatan senjata mulai berlaku pada Kamis (29/12) tengah malam waktu setempat.

Mengutip Reuters, Ibraham Kalin, Juru Bicara Presiden Turki, Tayyip Erdogan, dalam pernyataan resminya mengatakan presiden telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Rusia pada Kamis (29/12). Mereka sepakat untuk membahas lebih jauh mengenai rencana gencatan senjata di Suriah yang akan dimulai pada tengah malam. 

Presiden Rusia Vladimir Putin pun kemudian mengumumkan gencatan senjata antara kelompok oposisi Suriah dan pemerintah Suriah dimulai pada tengah malam, Kamis (29/12). 

Pasukan militer Suriah dan sekutu Rusia, seperti dilansir dari AFP, juga mengumumkan akan melakukan gencatan senjata di seluruh Suriah pada Kamis tengah malam. 

Gencatan senjata menandai berakhirnya perang yang telah berlangsung selama kurang lebih enam tahun di Suriah. 

Tidak libatkan ISIS dan Al-Nusra

Lebih jauh, percakapan telpon antara Presiden Turki dan Rusia juga menyepakati bahwa gencatan senjata Suriah tidak akan melibatkan ISIS dan Al Nusra.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan kelompok bersenjata di Suriah yang tidak masuk dalam upaya gencatan senjata akan dianggap sebagai teroris.

ISIS dan bekas afiliasi Al-Qaeda, Al-Nusra Front yang berganti nama menjadi Fateh al-Sham Front di luar dari kesepakatan gencatan senjata. 

Hal tersebut ditengarai akan menjadi kompleks ketika bersinggungan dengan area, seperti Idlib di utara Suriah, karena area ini diduduki Fateh al-Sham yang bersekutu dengan kelompok pemberontak yang sepakat dengan gencatan senjata. 

Gencatan Senjata 


Lebih jauh mengenai upaya perdamaian ini, oposisi Suriah yang berada di Turki pada Kamis (29/12) siang waktu setempat, menyatakan mendukung gencatan senjata yang diusung Turki-Rusia dan dimulai pada tengah malam. Mereka, seperti dilaporkan Reuters, juga mendorong agar pihak lainnya yang terlibat dalam konflik Suriah melakukan hal serupa. 

Sementara itu, Koalisi Nasional Suriah dalam pernyatan resminya mengungkapkan Free Syrian Army, aliansi grup pemberontak, juga berkomitmen untuk melakukan gencatan senjata yang diusung Turki-Rusia. 

Juru bicara Osama Abu Zaid, seperti dilansir dari AFP mengatakan gencatan senjata  berlaku di seluruh Suriah tanpa terkecuali. Ia juga menunggu hasil keputusan akan pertemuan lebih lanjut di Astana, Kazakhstan mendatang.

Upaya perdamaian 

Perwakilan perdamaian PBB, Staffan de Mistura berharap kesepakatan tersebut akan 'memicu langkah produktif' yang diagendakan di Kazakhstan. Ia juga mengungkapkan keinginannya agar dapat menjadi mediasi akan negosiasi di kantor PBB pada awal tahun depan. 

Rusia dan Turki sebelumnya menegaskan bahwa upaya gencatan senjata yang dilakukan mendukung upaya perdamaian PBB, bukan menggantikan sepenuhnya. 

Menlu Rusia, Sergei Lavrov mengatakan Rusia, Turki dan Iran juga berencana mengatur pertemuan dengan melibatkan sejumlah negara lainnya, seperti mengundang Mesir, Arab Saudi, Qatar, Irak dan Yordania. 

Ia menambahkan Rusia akan mempertimbangkan keterlibatan AS di bawah kepemimpinan presiden AS terpilih Donald Trump begitu ia menjabat pada Januari mendatang. 

Kementerian Luar Negeri AS menyebut gencatan senjata merupakan 'perkembangan positif' dan berharap akan mengarah pada negosiasi positif akan situasi politik Suriah di masa mendatang. 

Editor:Kamal Usandi
Sumber:CNN Indonesia
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77