Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Internasional
2 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
55 menit yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
3
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
41 menit yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 menit yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77
Titipan Do'a Seorang Kekasih

Ketawa Mengundang Air Mata (2)

Ketawa Mengundang Air Mata (2)
Titipan doa seorang kekasih
Selasa, 13 Desember 2016 08:48 WIB
Penulis: Syarifuddin Kasem
Pada malamnya Syarief kembali belajar, dan sesampai di sana ia melihat Aisya yang sudah duduk manis di tangga, dengan kitab di pangkuannya, mata memandang langit, seperti sedang menunggu sang pangeran turun, Syarief duduk di sampingnya seraya memandang apa yang sedang di pandang olehAisya.

“Malam itu, yang bicara sama kakak, namanya kak Erna ya?” kata Aisya.

“Ia, Kenapa?”

“Kakak kok terlihat dekat banget dengannya!”

“Ia, dia teman dekat kakak sejak SD, dulu kami satu kelas, anehnya, setiap kali kami dekat, kami selalu diejek-ejek teman, mereka bilang kami pacaran, padahal kami gak tau apa-apa, cinta saja kami gak tau itu apa?”

“Yeh… Kok cerita kita sama ya? Dulu waktu Aisya SD, Aisya juga pernah ngalami peristiwa begitu, sama persis.” Kata Aisya kaget.

“Cerita hidup kita, itu memang sama Sya!”

“Eh ada bintang jatuh Sya.” sambung Syarief dengan tiba-tiba, sambil bangun.

Aisya pun bangun, untuk menyaksikan bintang jatuh.

“Mana? Gak da kok kak!“ tanya Aisya sambil menatap langit bersama Syarief.

“Tadi ada Sya.” ujar Syarief mencoba membuat Aisya percaya. Aisya pun kembali duduk dengan rasa terbohongi oleh Syarief.

“Benar Sya hai...” ujar Syarief hendak membuat Aisya percaya, sambil ia duduk kembali. 

“Eh malam kemaren Aisya juga lihat bintang jatuh.” kata Aisya tiba-tiba.

“Oya...? Aisya Doain apa?” tanya Syarief canda.

“Bintang jatuh didoain!” jawabnya Aisya kesal.

“Canda hay.“

Aisya terdiam, ia kembali merasakan sesuatu hal yang tidak ia inginkan, Aisya kembali memaknai arti sebuah kehidupan, tentang ketawa dan air mata. Maka ia bertanya kepada Syarief.

“Kenapa ya? Hari-hari ini kita selalu tertawa?“

“Gak tau Sya.” jawab Syarief menggeleng kepala.

“Sepertinya akan tiba waktu di mana kita akan menangis kak!” kata Aisya pelan.

“Panasnya malam, bertanda hujan di waktu siang.“ sambung Aisya.

Syarief sejanak berfikir dengan mata yang melirik-lirik, hatinya berkata “Benar kata Aisya biasanya kalau ada tawa bertanda akan menangis.

Tapi Syarief dan Aisya tidak terpikir bahwa tangisan yang akan hadir pada mereka berdua adalah tangisan perpisahan yang sangat mendalam.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77